Lihat ke Halaman Asli

Maelika Aryani

Guru/SMA Muhammadiyah 4 Jakarta

Resensi Novel Langgam Nyi Bagelen

Diperbarui: 17 November 2024   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Identitas Novel

Judul Buku                  : Langgam Nyi Bagelen

Penulis                        : Yusuf Mahesa Dewo Kasiro

Penerbit                       : Kompas Media Nusantara

Tahun Terbit                : 2023

Jumlah Halaman         : 240 halaman, 14cm x 21cm

Sinopsis Singkat

Negeri Madang gele, tanah yang kelak bernama bagelen. sesuai tradisi, penduduk di sana tidak boleh memelihara lembu dan tidak diperkenankan menanam kedelai. di tanah dengan akar-akar budaya dan sejarah yang kuat inilah hidup gadis bernama Lya, yang tinggal bersama kakek dan neneknya. hidupnya yang damai terusik oleh kedatangan Johan, pemuda dari Jakarta yang mencari inspirasi di bagelen.

Tak ada yang tahu bahwa terdapat sekat tebal yang memisahkan antara kisah masa lalu dan masa kini di bagelen, namun perlahan tabir kehidupan terkuak tatkala Johan hendak menuliskan kisah nyi bagelen, sosok legendaris di tanah itu yang dikabarkan moksa. ditemani Lya yang gemar sejarah Johan menguap satu persatu kisah yang tersimpan di tanah bagelen

Lantas apa yang terjadi saat tiba-tiba di tengah pendekatan mereka, Lya lenyap secara misterius setelah menyaksikan pentas seni tari dolalak? Johan yang bersikeras menggapai cintanya justru dibalas duka maha dahsyat. jadi apa yang sebenarnya menyelimuti langit bagelen? mampukah Johan dan Lia kembali bertemu?

Kekurangan dan Kelebihan 

  • Kelebihan Buku. Mengangkat tradisi lokal yang jarang diketahui, seperti tari dolalak dan cerita mistis Nyi Bagelen, Alur cerita memikat dengan misteri yang mengundang rasa penasaran pembaca, Penokohan yang kuat, terutama karakter Lya dan Johan yang memiliki keunikan masing-masing.
  •  Kekurangan Buku. Beberapa detail tradisi mungkin memerlukan penjelasan lebih agar pembaca dari luar budaya tersebut dapat lebih memahami, Klimaks cerita yang kurang terasa intens bisa menjadi area perbaikan untuk meningkatkan ketegangan narasi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline