Lihat ke Halaman Asli

Dongeng Mitologis Sunda: Sangkuriang

Diperbarui: 14 Desember 2023   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Sangkuriang: Dongeng Mitologis Sunda yang Menggugah"

Dalam sepanjang sejarah sastra anak di Jawa Barat, cerita "Sangkuriang" menjadi sebuah epik mitologis yang tak terlupakan. Dalam esai ini, kita akan menggali ke dalam asal-usul dan faktor-faktor penting di balik cerita ini, menyelami makna filosofis yang terkandung dan cara dongeng ini merefleksikan nilai-nilai dan kebijaksanaan budaya Sunda.

"Cerita Sangkuriang" merupakan legenda yang melekat dalam masyarakat Sunda. Diceritakan bahwa Sangkuriang, tanpa sadar, jatuh cinta kepada ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Inilah titik puncak konflik yang menggugah perhatian pembaca. Faktanya, kisah ini mencerminkan kompleksitas hubungan antara keinginan pribadi dan tanggung jawab keluarga dalam budaya Sunda.

Sebagai dongeng mitologis, "Sangkuriang" juga memainkan peran dalam menjelaskan fenomena alam. Gunung Tangkuban Parahu, yang diyakini sebagai bekas jejak kaki Sangkuriang, menjadi bagian penting dalam narasi ini. Faktor geografis dan legenda menjadi terkait erat, menciptakan rasa keterhubungan antara alam dan kisah manusia.

Pesan moral dari cerita ini juga patut diperhatikan. Konflik dan keputusan yang diambil oleh tokoh-tokoh dalam "Sangkuriang" mengajarkan nilai-nilai seperti kebijaksanaan, kesetiaan, dan pengorbanan. Melalui karakter Sangkuriang, pembaca diajak untuk merenung tentang konsekuensi dari keputusan impulsif dan pentingnya memahami nilai-nilai keluarga.

Dongeng "Sangkuriang" di Jawa Barat bukan sekadar cerita mitologis, melainkan cerminan kehidupan dan budaya Sunda. Melalui penelusuran faktanya, kita dapat memahami bagaimana cerita ini menjadi warisan berharga yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan menyelami makna filosofis dan nilai-nilai yang terkandung dalam "Sangkuriang", kita dapat lebih menghargai kekayaan sastra anak Sunda dan pesan mendalam yang ingin disampaikannya kepada pembaca muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline