Lihat ke Halaman Asli

Sevie

Mahasiswa S2 Ekonomi dan Keuangan Syariah

Memilih Reksa Dana Syariah yang Tepat

Diperbarui: 10 Juni 2020   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Reksa dana syariah saat ini memiliki porsi sebesar 12.43% per April 2020 dari Total AUM reksa dana. Jumlah AUM reksa dana syariah semakin meningkat setiap tahunnya, seiring dengan semakin tingginya tingkat awareness masyarakat terhadap produk syariah, dan juga agar dana yang diinvestasikan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Oleh karena itu, sebelum memilih reksa dana syariah yang sesuai dengan kebutuhan, maka kita perlu mengetahui lebih dahulu jenis reksa dana syariah yaitu sebagai berikut :

  • Reksa dana syariah pasar uang : dana investasi ditempatkan pada produk jangka pendek kurang dari 1 tahun dengan tingkat resiko lebih rendah, seperti pada sukuk/SBSN, atau deposito syariah.
  • Reksa dana syariah pendapatan tetap : dana investasi ditempatkan pada SBSN atau Sukuk
  • Reksa dana syariah campuran : dana investasi ditempatkan pada saham syariah, sukuk/SBSN, maupun pasar uang syariah.
  • Reksa dana syariah saham : dana investasi mayoritas ditempatkan pada saham syariah, umumnya mengacu pada daftar saham Jakarta Islamic Index (JII).

Setelah mengetahui jenis reksa dana syariah yang dijual oleh agen penjual efek reksa dana, maka selanjutnya adalah bagaimana cara memilih reksa dana syariah yang tepat agar sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan :

  1. Tentukan tujuan dari investasi, apakah untuk dana pendidikan, dana pensiun, atau kebutuhan lainnya. Untuk tujuan jangka pendek sampai dengan 1 tahun, sebaiknya memilih produk reksa dana syariah pasar uang, sedangkan untuk tujuan 1-3 tahun sebaiknya memilih produk reksa dana syariah pendapatan tetap. Jika memiliki tujuan untuk 5 tahun, maka sebaiknya memilih reksa dana syariah campuran, dan jika untuk tujuan diatas 5 tahun, maka pilihlah reksa dana syariah saham.
  2. Cek profil resiko, apakah Anda memiliki profil resiko konservatif, moderat, atau agresif. Hal ini untuk menentukan jenis reksa dana syariah apa yang sebaiknya dipilih, sehingga sebagai investor, Anda sudah mengetahui lebih dahulu jenis produk apa yang sesuai untuk Anda.
  3. Expense ratio, persentase biaya-biaya yang dibebankan pada reksa dana, seperti biaya manajer investasi, biaya bank custodian, dan biaya operasional reksa dana. Umumnya expense ratio ini bisa dilihat pada prospektus reksa dana syariah.
  4. Lihat secara historis kinerja reksa dana syariah dalam beberapa periode misal dalam 3 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun.
  5. Cek profil manajer investasi dari reksa dana syariah, dan pastikan bahwa manajer investasi tersebut terdaftar di OJK, memiliki ahli syariah pasar modal, dan dewan pengawas syariah.
  6. Pelajari portfolio investasi pada reksa dana syariah yang dipilih dengan melihat fund fact sheet reksa dana syariah tersebut. Dengan mengetahui penempatan dana investasi pada saham, obligasi maupun deposito dimana, sebagai investor kita bisa mengetahui diawal apakah portfolio investasi pada reksa dana tersebut sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Apakah ada saham, obligasi ataupun deposito yang ditempatkan pada portfolio yang beresiko tinggi. Sebagai contoh, melalui fund fact sheet, investor dapat melihat saham apa saja yang terdapat dalam reksa dana tersebut, apakah ada yang perusahaannya tidak kredibel, atau obligasi apa saja yang dipegang oleh reksa dana tersebut, termasuk penempatan depositonya apakah di bank dengan likuiditas yang baik atau tidak.

Meskipun Anda telah berinvestasi pada reksa dana syariah, jangan lupa untuk selalu mereview kinerja reksa dana syariah Anda secara berkala, sehingga Anda bisa mengambil langkah selanjutnya apakah kinerja reksa dana syariah telah sesuai dengan harapan Anda atau belum, jika belum maka perlu dilakukan evaluasi kembali dan mungkin perlu dilakukan peralihan ke produk reksa dana syariah lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline