Ini adalah cerita tentang perubahan dari perkembangan zaman di sebuah kampung di pinggiran kota yang belum 'sesumpek' kota besar.
Perubahan yang tak hanya dari tampilan fisik seperti bangunan dan jalan, namun juga perubahan sosial yang di dalamnya terbangun persepsi akan sebuah nama. Melintasi dari generasi ke generasi.
Bagaimana sebuah nama menunjukkan dari generasi mana dia lahir dan tumbuh. Serta pengaruh apa yang mengiringi proses penciptaan atau pemberian dari sebuah nama.
Karakteristik Generasi
Kupperschmidt's (2000) mengatakan bahwa generasi adalah sebuah kelompok dari individual yang diidentifikasi berdasarkan tahun kelahiran, tempat, dan peristiwa yang terjadi pada kelompok individu tersebut, yang memiliki dampak signifikan dalam fase perkembangan mereka.
Selama satu abad ini, setidaknya manusia terbagi dalam 6 (enam) kelompok generasi dengan ciri karakteristik masing-masing:
1. Generasi Tradisional (1922-1945), merupakan generasi yang lahir dan tumbuh dalam situasi penuh dengan peperangan. Baik akibat kolonialisme, maupun perang dunia. Generasi ini memiliki jiwa patriotisme, pengorbanan, dan solidaritas tinggi;
2. Generasi Baby Bommer (1946-1964), merupakan generasi yang lahir dan tumbuh setelah berakhirnya Perang Dunia II. Di mana terjadi 'ledakan' tingkat kelahiran yang sangat tinggi. Generasi ini dinilai sebagai generasi yang membangun dengan ciri-ciri idealis, kompetitif, loyal, namun tidak suka dikritik;
3. Generasi X (1965-1980), merupakan generasi yang lahir dan tumbuh dengan kembali didera konflik di beberapa negara. Di Indonesia, mereka adalah yang dibesarkan pada era Orde Baru. Istilah Generasi X terambil dari sebuah novel yang ditulis Douglas Coupland (Generation X, Tales for an Accelerated Culture). Kerap disebut juga dengan Generasi Baby Bust sebagai antitesa dari Generasi Baby Bommer dikarenakan terjadi penurunan angka kelahiran bayi yang signifikan. Generasi ini mulai akrab dengan teknologi, berorientasi pada karier, pragmatis, dan problem solver;
4. Generasi Milenial atau Generasi Y (1980-1995), merupakan generasi yang lahir dan tumbuh dengan perubahan zaman yang begitu cepat. Dari konvensional menjadi modern. Generasi yang hidupnya tak bisa lepas dari gadget (ponsel, laptop, tablet). Kerap dinilai sebagai generasi yang malas karena sering bermain ponsel. Generasi ini memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, penuh percaya diri, sekaligus rentan depresi dan anxiety (gangguan kecemasan) yang tinggi pula;