Lihat ke Halaman Asli

Rintihan Pilu Jiwa yang Rapuh

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai cemara...
Menjulang dan teruslah menjulang.
Gapailah puncak langit.
Agar semua mata
memandang indahnya pucukmu.

Jangan hiraukan aku
yang rapuh jiwa ini.
Aku tak mungkin semegah engkau.

Wahai burung...
Bernyanyi dan teruslah bernyanyi.
Alunkan nada nada indah.
Agar semua telinga
mendengar merdunya suaramu.

Jangan hiraukan aku
yang merintih pilu ini.
Aku tak mungkin seriang engkau.

Biarkanlah aku sendiri
berjalan merangkak rangkak
merayap rayap pada tanah.
Mengais mencari butir butir keyakinan
sebagai alas perjalananku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline