Lihat ke Halaman Asli

"J.J Sampah-Sampah Kota": Potret Perjuangan Rakyat Jelata Melawan Otoritas

Diperbarui: 15 November 2019   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi

Jakarta, 13 November 2019 - Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki kembali dimeriahkan dengan dipentaskannya lakon "J.J Sampah-Sampah Kota" yang diproduksi oleh Teater Koma. Pertunjukan teater ini berlangsung untuk umum dari hari Jumat, 8 November 2019 sampai dengan hari Minggu, 17 November 2019.

Lakon ini berkisah tentang kehidupan suami istri bernama Jian & Juhro, warga kolong bawah jembatan, dan para mandor yang menjadi sumber konflik pada kisah berlatar masa Orde Baru ini. 

Jian adalah suami Juhro yang hanyalah seorang kuli angkut sampah, dengan gaji harian yang pas-pasan, namun hal itu tidak membuat Jian patah semangat, ia tetap menjalani harinya dengan bersyukur dan jujur. 

Juhro, istri Jian, adalah wanita yang sedang hamil tua, meski di tengah kesusahan hidup yang dijalani, ia tetap setia menemani Jian, dan bersama mereka berjuang demi masa depan mereka serta anak mereka kelak.

Naskah yang ditulis 40 tahun lalu oleh Nano Riantiarno itu, kali ini disutradarai oleh anaknya, Rangga Riantiarno, dengan menambahkan inovasi modern, namun tetap mempertahankan setting lawas yang menjadi ciri khas masanya dan tidak mengubah alur cerita.

Inovasi modern yang diselipkan dalam pertunjukkan tersebut merupakan penggunaan teknologi multimedia dengan layar LED besar serta animasi untuk menampilkan tokoh Mandor Kepala, kemudian penampilan musik-musik yang dikolaborasikan dengan penataan lighting sehingga menghasilkan suatu drama musikal yang menghibur dan modern.

Selama kurang lebih 3 jam penonton akan diajak menyaksikan potret sisi lain kehidupan masyarakat. Masyarakat kecil yang berusaha dengan jujur, tulus, dan penuh pengorbanan hanya sekedar untuk menyambung kehidupan diri sendiri dan keluarga. 

Begitu pula sebaliknya, penonton akan melihat bagaimana ketamakan dan kelicikan orang-orang yang justru memiliki kecukupan lebih, namun dibutakan oleh kekuasaan dan keserakahan.

J.J Sampah-Sampah Kota sebenarnya merupakan lakon lama yang pertama kali dipentaskan 40 tahun lalu. Saat itu lakon ini menjadi potret keadaan masyarakat kalangan bawah yang berjuang mencari sesuap nasi di bawah penindasan kaum penguasa. 

Sebenarnya dengan ditampilkannya kembali lakon ini, menjadi hal yang disayangkan, sebab setelah 40 tahun ditulis pun naskah ini masih relevan terhadap keadaan masyarakat kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline