Lihat ke Halaman Asli

mado rusman

menulis untuk mengingat

Jadi, Mending Pestapora atau We The Fest?

Diperbarui: 25 September 2022   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sejak pergerakan kasus pandemi Covid-19 berangsur surut dan dimulainya fase baru yang ditandai dengan Presiden Joko Widodo mengizinkan membuka masker di ruangan terbuka pada 19 Mei 2022, Selama kurang lebih 2 Tahun para pelaku dan penikmat musik harus menghimpun keinginannya untuk dapat saling bertukar energi di mospit, tersedianya sejumlah pilihan konser virtual belum cukup memenuhi kebutuhan akan hiburan dan unggahan penyelenggara festival pada Tahun-tahun sebelumnya sejujurnya malah membuat kekosongan semakin terasa.

Terdengar kabar dari Bali pada awal Agustus PICA Fest berhasil digelar dengan menampilkan sejumlah artist, hal ini menjadi semacam pertanda bahwa festival musik yang lain akan segera menyusul.

Di Jakarta sendiri, festival musik bersifat publik pertama yang saya datangi adalah Guiness Smooth Festival, menampilkan sejumlah musisi seperti The Adams, Pure Saturday, dan Seringai yang selama pandemi berlangsung atas satu dan lain kondisi tidak mengambil job manggung virtual sama sekali. Saya kira salah satu bagian yang penting dari konser Seringai memang adalah teriakan dan moshing. 

Guiness Smooth Session seakan menjadi semacam Oase In The Desert baik bagi pengunjung ataupun penampil karena pada kesempatan kali ini hampir seluruh penampil berkolaborasi dalam satu panggung bersama penampil lainnya.

2 dari banyaknya event jagoan di Jakarta yang lain: We The Fest dan Pesta Pora, akan menggelar hajatannya pada tanggal yang persis sama, yaitu 23-25 September 2022, saya memiliki kesempatan untuk mendatangi keduanya, lalu bagaimana kesimpulan saya?

Dikarenakan We The Fest dan Pesta Pora dilangsungkan dalam waktu yang persis sama, Saya jadi ingin membandingkan keduanya dan berikut adalah beberapa Pros & Cons saya terhadap 2 Festival tersebut:

Pesta Pora Festival 2022

Diinisiasi dan dieksekusi oleh promotor paling hits di Jakarta saat ini: Rizky Aulia atau akrab disapa Ucup yang sebelumnya dikenal melalui Syncronize Festival, saya langsung membeli Pre-Sale tiket terusan 3 hari seharga Rp.500.000 sebelum seluruh Line Up bahkan lokasi diumumkan, asumsi saya adalah saya percaya bahwa Line Up memiliki pola mix and match yang sama dengan Syncronize Fest 2019 begitupun lokasi yang sama di Gambir Expo Kemayoran. Asumsi saya cukup tepat, dibuktikan dengan diumumkannya jajaran Line Up yang multigenre dan lokasi pelaksanaan pada pertengahan bulan September 2022.

Saya mendatangi Pesta Pora pada hari pertama: 23 September 2022, bagi Saya yang berangkat dari bilangan Bintaro, Tangerang Selatan, hal pertama yang cukup menguras tenaga adalah: Cara Menuju Lokasi! setidaknya ada 3 pilihan tersedia: 

1. Menggunakan kendaraan roda dua, Lebih flexibel dan efisien secara biaya dan waktu namun cukup menguras tenaga belum lagi risiko kehujanan dan nyasar;

2. Menggunakan kendaraan roda empat: Akan terasa flexibel dan efisien kalau kita berangkat bersama rombongan 4-5 orang, karena jika tidak kita hanya diuntungkan dengan terhindarnya kemungkinan baju basah karena kehujanan, sisanya: macet, biaya BBM & Parkir yang relatif mahal, dan Tol yang tidak menghindarkan kita dari terjebak macet juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline