Lihat ke Halaman Asli

Madorii

Universitas Pendidikan Ganesha

Aksi Nyata Implementasi Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari hari

Diperbarui: 16 Desember 2023   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tri Hita Karana adalah konsep dasar dalam mewujudkan gagasan harmoni dan keseimbangan. Istilah Tri Hita Karana berasal dari Bahasa Sansekerta, dimana 'Tri' berarti tiga, 'Hita' berarti kebahagiaan atau kesejahteraan, dan 'Karana' berarti sebab, sehingga menekankan pada tiga sebab kesejahteraan dan keharmonisan. Terdiri atas tiga unsur: Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan); Pawongan (hubungan sesama manusia); dan Palemahan (hubungan manusia dengan lingkungan). Konsep tersebut menekankan keterkaitan ketiga elemen tersebut dan perlu adanya menjaga keselarasan demi kesejahteraan individu dan masyarakat. 

Adanya globalisasi dan revolusi 4.0 menyebabkan terjadinya megakompetisi, masyarakat cenderung bersifat individualistik dan materialistik, dengan kata lain masyarakat telah mengalami pergeseran dari masyakat yang bersifat sosioreligius ke dalam masyarakat yang materialistik lindividualistik, sehingga budaya gotong royong antar sesama dan toleransi dalam bermasyarakat sangat dibutuhkan untuk membangun kehidupan yang harmonis. Kemajuan teknologi tidak saja berdampak negatif terhadap kehidupan sosiokultural dan religius masyarakat tetapi juga telah menimbulkan polusi sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Fenomena ini merupakan suatu konsekuensi dari keangkuhan paradigma modernisasi dalam pembangunan yang cenderung mengesampingkan budaya tradisional dan kearifan lokal. Tri Hita Karana pada dasarnya adalah sikap seimbang dalam kehidupan antara Tuhan, sesama manusia, serta lingkungan alam. Membangun kehidupan yang harmonis, dinamis, dan produktif membutuhan pondasi filosifis yang kuat. Jika filosofi Tri Hita Karana menjadi sikap hidup masyarakat, maka hal -- hal negatif tidak akan terjadi dalam upaya mencapai keharmonisan dan hidup bahagia.

Tri Hita Karana

Secara etimologis Bahasa Sanskerta Tri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang berarti tiga, "Hita" yang berarti kebahagiaan dan "Karana" yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hata Karana berarti "Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan". Hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan pada tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya, prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan ini. Ketiga hubungan ini meliputi hubungan dengan sesame manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan. Falsafah ini memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah arus globalisasi dan homogenisasi.

Konsep Tri Hita Karana dikelompokkan menjadi tiga nilai, yaitu:

Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa (Parhyangan)

Hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya (Pawongan)

Hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya (Palemahan)

Konsep Tri Hita Karana

Parhyangan, hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai umat beragama atas dasar konsep theology yang diyakini khususnya umat Hindu, yang pertama harus dilakukan adalah bagaimana berusaha untuk berhubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa melalui kerja keras sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Pawongan, hubungan harmonis antara sesama umat manusia. Dalam hal ini ditekankan agar sesama umat beragama untuk selalu mengadakan komunikasi yang harmonis. Ini dipandang penting mengingat bahwa umat manusia selalu hidup berdampingan dan tidak bisa hidup sendirian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline