Lihat ke Halaman Asli

Madorii

Universitas Pendidikan Ganesha

Tri Hita Karana di Revolusi 4.0

Diperbarui: 21 September 2023   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adanya globalisasi dan revolusi 4.0 menyebabkan terjadinya megakompetisi, masyarakat cenderung bersifat individualistik dan materialistik, dengan kata lain masyarakat telah mengalami pergeseran dari masyakat yang bersifat sosioreligius ke dalam masyarakat yang materialistik lindividualistik, sehingga budaya gotong royong antar sesama dan toleransi dalam bermasyarakat sangat dibutuhkan untuk membangun kehidupan yang harmonis. 

Kemajuan teknologi tidak saja berdampak negatif terhadap kehidupan sosiokultural dan religius masyarakat tetapi juga telah menimbulkan polusi sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan. 

Fenomena ini merupakan suatu konsekuensi dari keangkuhan paradigma modernisasi dalam pembangunan yang cenderung mengesampingkan budaya tradisional dan kearifan lokal. Tri Hita Karana pada dasarnya adalah sikap seimbang dalam kehidupan antara Tuhan, sesama manusia, serta lingkungan alam. Membangun kehidupan yang harmonis, dinamis, dan produktif membutuhan pondasi filosifis yang kuat. Jika filosofi Tri Hita Karana menjadi sikap hidup masyarakat, maka hal – hal negatif tidak akan terjadi dalam upaya mencapai keharmonisan dan hidup bahagia.

1.Tri Hita Karana

Secara etimologis Bahasa Sanskerta Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hata Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”. Hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan pada tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya, prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan ini. Ketiga hubungan ini meliputi hubungan dengan sesame manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan. Falsafah ini memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah arus globalisasi dan homogenisasi.

Konsep Tri Hita Karana dikelompokkan menjadi tiga nilai, yaitu:

a.Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa (Parhyangan)

b.Hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya (Pawongan)

c.Hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya (Palemahan)

2.Konsep Tri Hita Karana

a.Parhyangan, hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai umat beragama atas dasar konsep theology yang diyakini khususnya umat Hindu, yang pertama harus dilakukan adalah bagaimana berusaha untuk berhubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa melalui kerja keras sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline