Lihat ke Halaman Asli

Memandang Peringatan Islam Kepada Istri; Perspektif Suami

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Segala puji bagi Allah SWT, dan shalawat kepada rasulullah Muhammad SAW.

Taukah kamu bahwa 'arsy bergetar ketika dilaksanakan akad nikah antara sepasang kekasih yang ingin menyempurnakan cintanya dengan jalan yang Allah ridhoi? Ya, subhanallaah... seberat itulah perjanjian yang mereka lakukan ketika tanggung jawab orang tua istri berpindah seluruhnya kepada sang suami. Kehidupan pasangan tersebut akan berubah setelah berlangsungnya ijab qabul, akan tumbuh cinta dan akan semakin bermekaranlah bunga-bunga kasih sayang di hati keduanya jika mereka ikhlas. Maka kemudian, terpenuhilah separuh agama pada masing-masing dari mereka.

Ada kewajiban-kewajiban seorang istri yang harus dipenuhi kepada suami, dan ada hak-hak seorang istri yang harus dipenuhi oleh suami. Demikian sebaliknya.

Dalam pernikahan pasangan muslim, keutamaan suami lebih tinggi di atas istrinya. Meskipun keduanya menjadi berhak antar satu dengan lainnya, juga walaupun sang istri menjadi milik suaminya, tapi sang suami tetap milik orang tuanya. Itulah mengapa pertimbangan-pertimbangan dari orang tua suami merupakan hal yang sangat tidak boleh disepelekan.

Sudah sejatinya hak istri wajib dipenuhi oleh suami, dan hak suami wajib dipenuhi oleh istri. Pemenuhan hak-hak tersebut termasuk yang paling menentukan baik buruknya keberlangsungan ikatan pernikahan. Ada konsekuensi jika pemenuhan hak-hak tersebut tidak dipenuhi. Mengiringi keutamaan yang diberikan kepada suami atas istrinya, Rasulullah SAW pun mewajibkan istri-istri ummat islam untuk mematuhi suami-suami mereka. Dan penekanan kewajiban ini sangatlah keras.

Allah SWT memberi nasihat kepada para wanita yang sudah menikah melalui firmanNya;
HENDAKNYA ISTRI MENYADARI DAN MENERIMA DENGAN IKHLAS BAHWA KAUM LAKI-IAKI ADALAH PEMIMPIN KAUM WANITA. (AN-NISA’: 34)
nasihat lain tentang patuh/taatnya istri kepada suaminya juga disampaikan pada ayat berikut;
HENDAKNYA ISTRI MENYADARI BAHWA HAK (KEDUDUKAN) SUAMI SETINGKAT LEBIH TINGGI DARIPADA ISTRI. (AL-BAQARAH: 228)
Dan pada ayat berikut;
ISTRI WAJIB MENTAATI SUAMINYA SELAMA BUKAN KEMAKSIATAN. (AN-NISA’: 39)
Sebagai suami yang senantiasa berusaha menaati Allah dan mencintai istrinya, bukankah firman-firman Allah tersebut sejatinya adalah teguran untuk mereka? Ingatlah bahwa istrimu berhak tidak mematuhimu ketika perintahmu adalah kemaksiatan! Merupakan kewajiban istri untuk mematuhimu, tapi merupakan kewajibanmu pula untuk menjaganya dalam naungan islam yang jauh dari maksiat!

Masih dalam tema kepatuhan, Rasulullah SAW pernah bersabda lebih spesifik terkait kewajiban istri;

DIANTARA KEWAJIBAN ISTRI TERHADAP SUAMINYA, IALAH: A. MENYERAHKAN DIRINYA, B. MENTAATI SUAMI, C. TIDAK KELUAR RUMAH, KECUALI DENGAN IJINNYA, D. TINGGAL DI TEMPAT KEDIAMAN YANG DISEDIAKAN SUAMI, E. MENGGAULI SUAMI DENGAN BAIK. (AL-GHAZALI)


Kemudian di kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda;

ISTRI HENDAKNYA SELALU MEMENUHI HAJAT BIOLOGIS SUAMINYA, WALAUPUN SEDANG DALAM KESIBUKAN. (HR. NASA’ I, MUTTAFAQUN ALAIH)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline