Belakangan ini kota Banda Aceh seperti tak pernah berhenti diguyur hujan. Dari pagi hingga malam, lalu pagi kembali tanah selalu basah dengan air hujan. Mungkin bagi sebagian orang hujan bisa menghalangi aktifitas mereka. Namun beda halnya dengan driver gojek, ketika hujan mereka malah lebih semangat bekerja.
Saya sempat bingung ketika diberitahu oleh seorang teman yang profesinya itu sebagai driver gojek. Dia mengatakan "kalau musim hujan begini bikin kerja tambah semangat". Saya pun semakin bingung, lalu saya bertanya "biasanya orang kalau musim hujan jadi malas, kok beda ya dengan kalian?". Kemudian teman saya itu menjelaskan bahwa ketika hujan orderan mereka semakin bertambah. Ya, yang dia maksud orderan untuk pesan makanan (go food).
Ternyata itu sebabnya, pada musim hujan banyak orang malas keluar rumah. Jadi mereka mencari solusi lain dengan menunda pekerjaannya mungkin. Namun kalau masalah perut, saya kira ini tidak bisa ditoleransi. Kalau sudah lapar, ya harus makan. Apalagi kalau hujan, biasanya orang suka makan sesuatu yang hangat-hangat dan terkadang makanan itu adanya diluar rumah alias dijual. Oleh karena itulah jasa gojek ini semakin laris manis ketika hujan.
Sangat membantu sekali, orang tidak perlu bersusah payah dan rela basah-basahan untuk mencari makanan, tapi cukup gunakan jasa gojek. Pantas saja orderan mereka meledak. Bayangkan jika kita sedang merasa kelaparan dirumah dan tak ada satupun makanan yang bisa disantap. Hanya ada smartphone. Apakah smartphone itu kita makan? Tentu tidak, maksud saya kita gunakan smartphone itu untuk order si jaket hijau beli makanan yang kita inginkan. Si jaket hijau itu adalah abang gojek .
Sungguh luar biasa memang, pencetus dari gojek ini. Ide mereka untuk membuka usaha transportasi berbasis online di Indonesia telah berhasil menuai kesuksesan yang bisa dirasakan manfaatnya oleh semua orang. Kalau kita ingat-ingat beberapa tahun silam, ketika belum adanya gojek atau transportasi online lain (sekarang sudah banyak), tukang ojek itu hanya menunggu penumpangnya dipangkalan. Mungkin bisa berjam-jam, tapi penumpangnya tidak begitu ramai.
Inilah yang membuat Nadiem Makarin si pendiri gojek bersama seorang lagi rekannya mencari cara agar usaha tukang ojek itu lebih efisien. Bukan hanya menunggu penumpang dipangkalan saja, tetapi penumpang dengan tukang ojek bisa terhubung dengan cepat melalui aplikasi di smartphone.
Di era yang semakin maju ini, sepertinya semua pekerjaan manusia sudah dialihkan kearah tekhnologi digital. Bisa kita lihat dari beberapa fenomena sekarang, semua serba online. Belanja sudah online, jualan juga online, bahkan ojek pun online. Tak salah jika generasi muda saat ini sangat akrab dengan yang namanya gadget. Anak kecil saja sudah tau bagaimana cara pakai media sosial dengan smartphone. Mereka bahkan lebih canggih dari ibu ataupun ayahnya. Itu sebabnya mereka disebut "kids jaman now".
Kembali ke musim hujan tadi, nampaknya ungkapan "hujan itu Rahmat" benar-benar dapat dibuktikan. Jika ada yang menganggap hujan adalah masalah, mungkin mereka belum memahami maksud dari ungkapan tadi. Bagi saya, semua yang diturunkan oleh Allah SWT itu punya maksud dan tujuan tertentu.
Hanya saja terkadang kita sebagai manusia tidak mau berfikir bahwa disetiap peristwa selalu ada hikmahnya. Mengapa kita tidak mau berfikir? Ubahlah mindset untuk lebih bisa memandang sesuatu itu dari sudut pandang yang positif. Ketika musim hujan misalnya, bisa jadi dibeberapa tempat mengalami musibah. Tapi bagi sebagian yang lain hujan membuat rezeki mereka bertambah. Inilah yang dirasakan para driver gojek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H