Wabah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) terus menyebar dengan cepat ke hampir semua negara di dunia.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo mengatakan adanya pandemi Covid-19 menimbulkan new normal yang menyebabkan hilangnya kekuatan hegemoni kebijakan menuju multi kutub antara Amerika Serikat, Cina, Uni Eropa, dan Rusia."Normal Baru dalam Perdagangan Global, menyebabkan hilangnya kekuatan hegemoni kebajikan menuju dunia multi-kutub seperti AS, Cina, UE, Rusia," kata Iman dalam diskusi online New Normal dalam Perdagangan Internasional, Jumat (6/11/2020).
Di Indonesia pun saat ini mengalami peningkatan kasus covid 19 dari yang sebelumnya sudah lumayan berkurang hingga sekarang melonjak menjadi 1.012.350 yang positif, 820.350 orang yang sembuh dan ada 28.468 orang yang meninggal, bahkan di dunia sampai saat ini sudah tembuh 100 juta jiwa orang yang terinfeksi virus ini. Dari kasus ini menimbulkan banyak dampak negatif terutama dalam bidang ekonomi. Pandemi Covid-19 juga menimbulkan disrupsi yang kuat pada tatanan perdagangan internasional. Dari sisi penawaran (supply), kebijakan lockdown dan working from home mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang terlibat dalam aktifitas produksi. Kebijakan lockdown mengharuskan pemerintah menutup pasar tradisional sehingga membatasi akses konsumen terhadap bahan pangan yang mengakibatkan peningkatan food waste.
Banyak progam kerja sama yang dilakukan negara-negara diluar sana untuk memulihkan perekonomian dan sekaligus dapat memerangi Covid-19 ini, seperti contohnya China yang melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam hal Vaksin dan alat APD yang dijual dengan skala besar.
Tidak hanya di bidang kesehatan saja, kini kerja sama internasional bisa dilakukan di bidang games atau yang dikenal dengan Esports. Seperti kemaren ada 13 negara yang melakukan kerjasama yakni dengan mengadakan turnament global game PUBG Mobile yang bertuan rumah di Dubai. Dari kerjasama tersebut menghasilkan banyak keuntungan bagi tuan rumah karena dapat menambah devisa negara yang diperoleh dari banyak sumber seperti hotel, iklan dari berbagai media, live streaming dll dan dari hasil devisa tersebut dapat membantu perekonomian negara.
Lalu apa keuntungan untuk negara lainnya? Nah keuntungannya jika negara tersebut dapat mengembangkan atau memkiliki para pemain yang handal dalam Esport nantinya akan banyak investor dari negara-negara lain yang ingin melakukan investasi dalam bidang Esport di negara tersebut. Contoh lain di bidang olahraga pada saat ASIAN game 2018 yang kebetulan tuan rumah di negara kita, Mendapatkan Rp 3,6 Triliun dari Penonton Asian Games. Nah keuntungan tersebut dapat digunakan untuk merecovery perekonomian negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H