Lihat ke Halaman Asli

PETROL : PENERAPAN KONTROL PID (PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE) UNTUK MENGATUR TINGKAT KEJERNIHAN AIR SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR BERSIH DI MASYARAKAT KELURAHAN KEPUTIH, SURABAYA

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Air merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan manusia tidak akan lepas dari air seperti, mandi, minum, mencucui dan kebutuhan pokok lainnya. Namun pada kenyataannya masih banyak daerah di Indonesia yang mengalami krisis air bersih. Khususnya di Kota Surabaya, musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan banyak daerah yang kekeringan, tercatat terdapat 15 daerah yang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau, salah satunya adalah daerah Kelurahan Keputih. Ditambahkannya lagi letak Keputih yang berdekatan dengan daerah perindustrian dan daerah pesisir pantai di Surabaya, menjadikan daerah Keputih tercemari oleh limbah-limbah cair. Sehingga krisis air bersih akan terus berlanjut di daerah ini jika tidak ditindaklanjuti.

Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya (LPKS) menyatakan bahwa kota Surabaya terancam mengalami kelangkaan air bersih dalam waktu 5-10 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan Kali Surabaya yang merupakan bahan baku air minum untuk kota Surabaya telah mengalami pencemaran. Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup daya tampung beban pencemaran Kali Surabaya 35 ton limbah organik/hari, namun faktanya Kali Surabaya dibuangi lebih dari 70 ton limbah organik/hari sehingga Kali Surabaya mengalami overload limbah industri.

Instalasi Penjernihan Air Minum (IPAM) Karangpilang III menyatakan bahwa sudah diadakan sebagian pengiriman air bersih di daerah pedesaan Surabaya. Namun, hal demikian tidak sebanding dengan capaian pelanggan baru Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Total produksi air dari Karangpilang III mencapai 1.200 m3/detik dan kini sudah tersalurkan sebanyak 600 m3/detik. Semula capaian target baru setelah IPAM Karangpilang III selesai sebanyak 25.000 pelanggan baru, ternyata air produksi PDAM dari IPAM tersebut sekarang tinggal separo. Padahal baru mengaliri 10.000 pelanggan dari target 25.000  pelanggan baru (M. Selim, 2009).

Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya (LPKS) menyatakan bahwa masalah air bersih ini sebenarnya sudah 20 tahun terakhir dibahas oleh para pakar. Tapi hasilnya masih belum tampak.  Bahkan, yang terjadi kondisi kualitas air bersih Surabaya tidak semakin baik, tapi tambah buruk. Jumlah kebutuhan air bersih tiap jiwa mencapai 150 liter untuk tiap harinya. Jika dihitung berdasarkan jumlah penduduk Surabaya yang mencapai 2,9 juta jiwa maka kebutuhan air bersih mencapai 435.000.000 liter atau setara dengan 435.000 m3.

Kebutuhan air bersih ditaksir 150 liter per orang per hari. Namun, tidak semua memang menghabiskan air sebanyak itu. Sedangkan yang mampu diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mencapai 10.000 liter per detik dari kapasitas awal sebesar 8.830 liter per detik. Jika dihitung kemampuan produksi PDAM tersebut 21 juta hingga 22 juta meter kubik per bulan,  artinya, produksi  PDAM hanya bisa melayani 70% dari total masyarakat Surabaya.Dari segi kuantitas, kebutuhan air memang sangat bergantung dari suplai air kali Surabaya. Jika masuk musim kemarau misalnya, debit air memang mengalami penurunan dan akan membuat suplai air menjadi berkurang. Padahal kebutuhan air bersih dimusim kemarau tidak mengalami penurunan. Namun, kebutuhan masih mencukupi meskipun masuk kategori kritis (Nadjaji, 2009).

Kondisi Kali Surabaya memang kian memprihatinkan saat ini. Perum Jasa Tirta Asa II Kota Surabaya menyatakan bahwa sekitar 62% pencemaran Kali Surabaya disebabkan dari limbah domestik rumah tangga dan selama ini belum ada peraturan yang mengatur limbah domestik rumah tangga tersebut, selain itu juga tidak ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal untuk limbah rumah tangga. Dalam kurun waktu 2 tahun ke depan kualitas air Surabaya belum tentu bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk produksi air bersih karena kualitas air kali Surabaya sudah tentu telah menurun.

Keputih adalah salah satu daerah yang dihuni oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Selain letaknya yang cukup strategis, semua fasilitas yang dibutuhkan oleh mahasiswa pun berada di Keputih. Sebagian besar kebutuhan mahasiswa tidak akan terlepas dari air, seperti kebutuhan minum, mandi, mencuci dan kebutuhan pokok lainnya. Namun pada kenyataannya masih banyak yang mengalami krisis air di daerah Keputih. Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan daerah Keputih mengalami kekeringan. Di daerah tersebut terkadang warga sampai harus menggunakan air sumur galian ataupun air sungai sebagai konsumsi sehari-hari, padahal kedua air tersebut kurang memenuhi standar air minum sehat. Hal ini akan menyebabkan di daerah tersebut persentase penduduk yang terkena penyakit karena disebabkan penggunaan air minum yang kurang memenuhi syarat kesehatan masih cukup tinggi.

Masyarakat Kelurahan Keputih telah mengajukan keluhannya kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, agar memasang pipa saluran air bersih. Akan tetapi, sampai saat ini permintaan warga Kelurahan Keputih tidak dilaksanakan. Permintaan ijin warga Keputih tersebut sebenarnya karena tidak diberikan fasilitas air bersih yang memadai oleh PDAM dan Pemkot Surabaya. Warga Keputih mengakui bahwa setiap harinya hanya menerima air bersih melalui tangki berkapasitas 4000 liter. Kami ini masyarakat bawah, penghasilan kami pas-pasan, sebagian besar penghasilan warga dari kerja sebagai buruh harian (Dewi Priyanto, 2014).

Kecewa terhadap sikap PDAM dan Pemkot yang tidak melaksanakan permintaan warga untuk memasang pipa saluran air bersih. Rusli menduga bahwa keengganan PDAM dan Pemkot untuk memasang pipa dikarenakan tanah daerah tersebut milik pemerintah yang tidak bisa merubah statutus tanah di daerah tersebut. (Rusli Yusuf, 2014). Sebelumnya sudah diadakan survei mengenai tempat pemasangan pipa saluran air bersih. Namun, sampai saat ini belum dilaksanakan karena terkendala status tanah yang milik pemerintah (Sunarno, 2014).

Kondisi diatas memerlukan sebuah solusi yang tepat agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terkait ketersediaan air bersih. Oleh karena itu, sebagai solusi dari permasalahan tersebut maka perlu ada sentuhan penerapan sistem kontrol pengolahan air yang murah dan sederhana untuk skala rumah tangga, yang dapat digunakan secara mandiri oleh masyarakat itu sendiri. PETROL adalah suatu penerapan sistem kontrol PID (Proportional Integral Derivative) yang dapat digunakan untuk mengolah air dengan kualitas yang kurang baik (air baku) menjadi air dengan kualitas yang sesuai dengan standar konsumsi (air bersih).

Kontrol PID merupakan sistem kontrol yang cukup sederhana dan sangat sering digunakan karena sistem kontrol ini kompatibel untuk dikombinasikan dengan sistem kontrol lainnya, seperti fuzzy control, adaptive control, ataupun yang lainnya. Oleh karena itu kontrol PID dirasa tepat digunakan dalam sistem PETROL agar dapat menjaga pressure dengan nilai tertentu yang telah ditentukan sebagai input.


Dalam penerapannya, yang akan dilakukan adalah membentuk komunitas pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Keputih sebagai role model dalam penyadaran peran warga dalam menyelesaikan permasalahan krisis air bersih di lingkungan sekitarnya dan diharapkan akan didapatkan keuntungan sebagai berikut:

ØCommunity Discussion: terbentuknya komunitas PETROL! dengan anggota karang taruna masyarakat Kelurahan Keputih yang dapat merumuskan dan menyelesaikan, serta membangun kepedulian dan aksi terhadap permasalahan krisis air bersih di lingkungannya. Menggunakan modul PETROL dalam setiap pelaksaaan kegiatannya, sehingga bisa menjadi pedoman bagi masyarakat.

ØInformation and Training: menambah wawasan masyarakat Kelurahan Keputih tentang PETROL melalui penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan tiap dua minggu sekali. Kegiatan ini fokus tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan dan komitmen masyarakat dalam menjalankan program ini.

Aplication PID: penggabdian kepada masyarakat Keputih dalam menerapkan alat sistem kontrol PID (Proportional Integral Derivative) diterapkan secara masyarakat untuk dikonsumsi warga Keputih, Surabaya.

PETROL, diharapkan dapat membantu masyarakat Keputih ataupun masyarakat pedesaan maupun perkotaan di Indonesia yang sedang mengalami krisis air bersih.




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline