Di sudut sebuah desa terletak suatu perkampungan kecil nan terpencil, sebut saja Kampung Makam namanya. Nama Makam sengaja diberikan karena, Kampung Makam adalah tempat pusat pemakaman di desa itu. Setiap hari, sedikitnya ada satu atau dua orang yang dikuburkan di Kampung Makam. Setiap malam tepat jam 12.00 WIB, bunyi suara anjing yang menggongong keras. Setiap pagi, ibu-ibu pembeli sayuran berbincang-bincang kejadian yang aneh di malam hari. Setiap siang hari, bapak-bapak membersihkan halaman kuburan yang ada di Kampung Makam.
Di sudut sebuah kuburan terletak suatu rumah kumuh nan terkumuh, sebut saja rumah darah namanya. Nama darah sengaja diberikan karena, rumah darah adalah tempat penampungan darah ternak yang selalu disembelih di rumah itu. Di dalam rumah darah terdapat seorang Bapak, Ibu, anak perempuan dan anjing peliharaan. Setiap malam, tepatnya jam 12.00 WIB, anjing peliharaanya itu selalu menggonggong. Setiap pagi, ibunya selalu membeli sayuran dan mendengarkan ibu-ibu lainnya yang kebiasannya berbincang-bincang kejadian semalam. Setiap siang hari, ayahnya yang baru saja pulang bekerja membersihkan darah di halaman rumahnya.
Anak perumpuan itu bernama Siti Romelah, akrab dipanggil Elah. Elah adalah anak perumpuan yang sedikit mempunyai sifat laki-laki atau biasa disebut tomboy. Apa yang anda pikirkan tentang seorang wanita yang tomboy?, pasti yang ada dipikiran anda adalah nakal, pemberani, pembangkang, dan banyak teman laki-laki dibandingkan teman wanita. Anggapan seperti itu hampir semuanya benar, Elah memang anak yang pemberani dan sering membawa anjing peliharaanya bersama teman laki-laki di kampungnya. Selain itu, Elah sangat canggih untuk silat, semua gaya silat ia kuasai. Tak heran semua warga di kampungya sangat takut terhadap Elah, akan tetapi ia bukanlah orang yang pembangkang, bahkan ia adalah orang yang sangat baik hati.
Raut muka yang menakutkan itu dimiliki oleh Elah. Ia memang mempunyai muka keturunan dari para sultan-sultan di zaman terdahulu. Fisik memang terlihat menakutkan, akan tetapi rohaninya sangat indah, seindah samudera lautan. Kelebihan yang dimiliki Elah seakan-akan ia mendapatkan karamah dari Allah SWT. bahkan semua warga yang menderita sakit pasti minta Elah yang menyembuhkan. Elah tidak ingin semua warga di kampungnya memintanya untuk menyembuhkan penyakitnya, karena ia tidak ingin membawa warganya dalam perbuatan syrik. Elah adalah seorang muslim, walaupun ia pemelihara anjing dan tomboy, akan tetapi ia tidak ingin menduakan Allah SWT.
Sejak kecil Elah memang terlihat banyak kelebihan seperti para sultan, bahkan ia pun pernah menghidupkan akibat seseorang meninggal. Pada waktu itu, tetangganya meninggal secara tiba-tiba tanpa sebab. Ketika mayatnya dilihat oleh Elah, ternyata ia meninggal karena dibagian pernapasannya, tepat dileher ada Jin yang menempatinya. Kemudian Elah pun mengajak bicara Jin itu, setelah beberapa jam Elah berbincang-bincang dengan Jin, akhirnya Jin pun mengeluarkan diri dari leher mayat itu. Tak disangka, si mayat itu hidup kembali karena sistem pernapasannya sudah kembali normal.
Subhanallah, Allah memberikan nikmat kepada Elah yang tidak semua orang bisa melakukannya. Sejak kecil Elah memang tidak diberi pelajaran yang lebih dari orang tuanya, apalagi kedua orang tuanya berbeda agama. Ibunya adalah seorang muslim, sedangkan ayahnya adalah seorang kristen. Ayahnya memang mempunyai banyak anjing semenjak Elah dilahirkan, sehingga tak heran Elah pun menyukai anjing ayahnya yang unik-unik. Akan tetapi, setelah Elah beranjak dewasa, ia mendapatkan pendidikan agama islam, pada akhirnya ia pun meninggalkan anjing kesayangannya, karena air liurnya adalah najis.
Bertambah dewasanya Elah, tidak membuatnya berhenti dari sikap tomboy itu. Beruntungnya ia berhasil meninggalkan anjing kesayangannya itu, karena ia baru saja mendapatkan siraman rohani dari ustadz, bahwa anjing itu haram air liurnya, maka jauhilah anjing. Semakin berminatnya Elah untuk menggali ilmu islam, Elah kini rajin sholat, puasa, baca Al-Qur’an dan belajar. Semua perintah yang di wajibkan Allah SWT. pasti Elah lakukan dan ia selalu melakukan perintah sunah Rasulullah SAW. mungkin perbuatan Elah yang seperti itulah yang membuatnya terlihat seperti para sultan terdahulu.
Pernah pada suatu malam hari, sebelum Elah mengarungi samudera kapuk, ia merasakan ada suatu hal yang mencurigakan di depan rumah tetangganya. Hal yang mencurigakan itu semakin kuat ia rasakan hingga sampai naluri terdalamnya. Sepertinya akan ada bahaya yang menimpa keluarganya. Pada akhirnya Elah melaksanakan sholat malam untuk menenangkan pikirannya. Ketika Elah hendakmengambil wudu di halaman rumahnya, tepat di sampin rumah tetangganya, ia melihat ada seorang laki-laki yang segera lari dari arah pintu samping rumah tetangganya.
Pada akhirnya seusai berwudhu, ia pun segera menuju ke arah pintu samping rumah tetangganya. Perlahan demi perlahan langkah Elah untuk menuju tempat tersebut. Sesampainya tepat di depan pintu, ia pun mengucap astagfirullah!!!. Bubuk putih seperti kapur barus yang terlihat sangat jelas di depan pintu. Bubuk putih itu menyebar ke seluruh rumah tetangganya, akhirnya Elah pun mengambil bubuk itu dan dikumpulkan kedalam sebuah pelastik.
Ketika di pagi hari, seperti biasanya ibu-ibu ngerumpi saat membeli sayur. Tidakseperti biasanya yang dibicarakan masalah kejadian seram di kuburan, akan tetapi ketika pagi hari itu, ibu-ibu ngerumpi tentang tetangga Elah. Ibu-ibu banyak yang bilang bahwa warga baru yang ada di samping rumah Elah itu ada seorang perempuan yang sangat cantik dan banyak laki-laki yang mendekatinya. Kemudian si Ibu Elah kaget, masa bu???, dengan raut muka yang mengerut. Secara sepontan Ibu Elah menceritaka kejadian semalam yang dialami anaknya.
Ibu-ibu pembeli sayuran itu pun mengunjungi rumah Elah yang terletak di sudut kuburan. Rumah Elah begitu ramai sekali ketika itu, elah menceritakan kepada warganya bahwa ia menemukan seorang laki-laki yang tidak ia kenal. Laki-laki itu sepertinya meletakan jimat berupa abu. Setelah Elah teliti ternyata jimat itu agar cewek cantik yang ada di rumah itu menyukai laki-laki yang menyimpan jimat. Tapi, karena jimat itu berhasil di kumpulkan oleh Elah, akhirnya jimat itu dibakar di depan rumah Elah.
Pada suatu ketika, laki-laki yang menaruh jimat itu tiba-tiba merasa lelah dan beristirahat di depan rumah Elah. Setelah itu, Elah memberinya minum, tapi laki-laki itu tetap saja merasa kehausan. Laki-laki itu merasakan kepanasan yang berlebih, merasa seperti dibakar. Sejenak Elah terbayang kejadian jimat abu putih yang dibakarnya. Akhirnya Elah pun bertanya, apakah kamu laki-laki yang semalam menaruh abu putih di depan pintu?, si laki-laki itu tidak menjawabnya, dengan raut muka yang penuh dengan ketakutan dan merah. Akhirnya si laki-laki itu lari ketakutan. Pada akhirnya, Elah menemukan pelakunya dan berhasil menangkap laki-laki itu. Seperti itulah kisah Indigo anak tomboy yang memberikan banyak kebermanfaatan bagi warganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H