Lihat ke Halaman Asli

Demokrat Anjlok Karena Faktor SBY

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai Demokrat Tidak MempunyaiAkar Rumput.

Parpol2 yang mempunyai basis Pendukung, tidak akan terpengaruh dengan isukorupsi para kadernya . Para pimpinan Demokrat berpendapat, anjloknya suara Demokrat karena kasus korupsi yangmenimpakadernya. Pendapat2  itu tidak tulus tetapi,  yang paling jelas adalah faktor  SBY

Naiknya suara Demokrat pemilu 2004 dan 2009 adalah karena pencitraan SBY, setelah SBY berkuasa selama sepuluh tahun, ternyata pencitraannya itu sifatnya semu, banyak yang memilihnya merasa kecewa,walaupun SBY turun langsung berkempanyaSBY tidak mampu mengangkat citranya.

Selama  berkuasa, SbY tidak mampu membuatakar rumput atau basis partai,  sby disibukkan mengurus koalsi yangmengamankan kursinya.Berbeda denganPrabowo, dia sangat aktif membuat cel2 pendukungnya di daerah2,sehinggaserangan2 terhadap prabowo tidak akan melemahkan pendukungnya.

Partai Golkarmempunyai basis yang sangat kuat di tanam oleh PakHarto,oleh karena itu siapun yang menjadi ketumnya, perolehan suaranya tetap tinggikarena rakyat nasionalis mengetahui bahwa Gokar adalahpendukung dan pembela Panca-Sila dan UUD 45. Walaupun kader2nya di isukan korupsi,akar rumputnya tidak akan meninggalkan golkar.

Sama denganPKS, akar rumputnya adalah islam itelektual, walaupun kadernya korupsi,mereka tidak akan meninggalkan PKS, karena PKS adalah partai fragmatis

PKBbasisnya adalahNU,siapapunKetumnya,akar rumut akan tetap pilih PKB,peningkatan perolehan suara PKBkali ini disebabkan pengaruh capresnya yang menjadi daya tarikmendukung PKBuntuk ikut memeriahkan bursaPresiden.

PAN basisnya adalah Muhamadiah, perolehan suaranya setabil sesuaibasis akar rumputnya,Kalau PAN beraniikut memeriahkan bursa presiden dengan mengajukan Amien Rais atau Din Samsudin sebaga capresnya PAN, suara PAN pasti meningkat, jangan berpikir menang tetapi targetnya ialah meningkatkan elaktebilitas partai saja sudah cukup..

PDIPakar rumputnya adalah nasionalisme tulen,berakar dari Sukarnoismeyang Idialis.Berbdeda dengannasionalisme Golkaryang bersifatmaterialis. Maka itu PDIPsulit berkoalisi dengan Golkar. Suharto menghendaki membangun raganya,atau kejayaan material, bagaimnapun caranya, Sukarno membangun jiwa bangsa yang kuat.

Akar rumput Golkar jelas lebih kuat dari PDIP, dalam kondisi normal PDIP dibawah golkar, tetapi kali ini PDIP diatas Golkar karena adanya pengaruh Jokowi.Suara ngambang yang mau mendukung Jokowi banyak yang mundur gara2 kecewa dengan Megawati yang mengatakanpencapresan baru di umumkan setelkah PILeg .Kalau benar pengumuman Capres setelah Pileg, suara PDIP pasti anjolk, untung Mega cepat menyadari kebodohannya, walaupun dia mengumunkan capres sesaat sebelum Pileg.Kalau sajaMega bisa mendengar suara rakyat, bukan suara hatinya, dia akan dapat mengambil cawapres yang tepat sehinga pilprenya bisa dimenangkan dengan mudah.

PPPbasisnya adalah Islam pinggiran,suaranya akan setabil kalau islam konsevatif masih banyak, tetapisulit meningkatkanpemilihnya jika umat islam makin cerdas.

PBB: pendukungnya adalah Islam Radikal, sulit menghimpunnya karena mereka adalah anti pemrintah mereka benar2 memperjuangkanpemerintahan Islam, seperti Yusril selalu mecari celah hukum untuk mengugat pemerintah , demikianlah aslinya politik Islam, berusaha menghancurkan pemerintah.

Hanya PBB lah satu-satunya partai Islam,sedangkan PKB dan PAN adalah partai Nasionalisme Islam menjaga keutuhan Negara, PKS dan PPP adalah partai fragmatis Islam, memanfatkan islam untuk mendapatkan kekuasaandan uang.

Bagaimana dengan PKPI,..? tidak ada modal, tidak ada akar rumput, tidak ada ideologi, semuanya hanya sebatas imajinasiatau angan2. Bagi anda yang akan menganti generasi sekarang, harus mengerti hal ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline