Lihat ke Halaman Asli

Unik Budaya Agraris, Ngusaba Bukakak Desa Sudaji

Diperbarui: 24 Juli 2022   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prosesi Pengarakan Bukakak/dokpri

Desa Sudaji merupakan desa yang bertempat di kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Desa Sudaji menjaga budaya agraris yang diturun-temurunkan oleh pendiri Desa. 

Budaya Agraris adalah suatu kebudayaan yang hidup dimana masyarakatnya mempunyai pertanian sebagai mata pencaharian pokoknya. dan mayoritas penduduknya merupakan seorang petani. Desa Sudaji ini memiliki berbagai macam adat istiadat atau tradisi yang sangat kental akan kebudayaan yang berhubungan dengan hal-hal niskala (bersifat sakral/mistis).

Ribuan warga desa setempat melaksanakan dan menyaksikan Ngusaba Bukakak. Warga desa berkumpul di Pura Bale Agung Desa Pakraman Sudaji untuk melaksanakan proses awal sebelum dimulainya pengarakan. Bukakak merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan setiap Purnama Sasih Karo.

Menurut Pak Made (46), bukakak ini sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Dewi Sri atas berkah dan panen yang berlimpah.

"Pelaksanaan Ngusaba Bukakak ini sudah ada sejak dahulu atau pada zaman nenek moyang sejak turun-temurun. Tradisi ini memang harus dilaksanakan oleh krama desa adat Sudaji karena sudah menjadi tradisi dan harus tetap dilestarikan. Banyak prosesi yang dilakukan sebelum prosesi Ngusaba Bukakak ini." Ujar Pak Made, penduduk asli Desa Sudaji.

Krama Desa Sudaji selalu menjalankan atau melaksanakan Ngusaba Bukakak ini dan tidak pernah terlewatkan, kecuali waktu adanya virus covid-19 yang menyerang Indonesia bahkan sampai seluruh dunia. Tahun ini pelaksanaan dari adanya Ngusaba Bukakak dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Juli 2022, sekitar jam 20.00 WITA yang bertepatan dengan serangkaian acara Pujawali di Pura Desa Sudaji.

Salah satu pemuda asal Desa Sudaji sekaligus masyarakat yang menyaksikan prosesi pengarakan, Gede Yudha (23) mengatakan upacara Bukakak ini menggunakan babi yang berbulu hitam, dan tidak boleh ada belangnya. 

Dimana Babi yang digunakan tersebut digiring atau dibawa dulu ke Pura Desa untuk di upacarai dan memohon berkah kepada Ida Betara/ Ida Sang Hyang Widhi pada sore hari saat Upacara Merejang (upacara penyambutan). Upacara Merejang ialah upacara yang memutari atau mengelilingi Pura Desa yang diselenggarakan pada terakhir puncak upacara Pujawali.

"Terdapat berbagai prosesi upacara yang dilakukan sebelum puncak upacara Ngusaba Bukakak ini. Dahulu menurut cerita para leluhur, bahwa pernah sekali tidak dilaksanakan dan para petani di Desa Sudaji mengalami gagal panen, sehingga para leluhur Kembali melaksanakan Ngusaba Bukakak ini," ujar Gede Yudha, pada saat diwawancari oleh wulan.

Prosesi sebelum pengarakan Bukakak pada Siang hari, krama Subak membawa tumpeng dari Subak Dukuh Gede (Pura Mas Pahit), lalu  ke Pura Desa dalam bentuk rasa syukur dari hasil panen yang melimpah. Tumpeng atau lempagan ini terbuat dari beras pilihan yang biasanya terbuat dari beras bali sudaji yang memiliki ciri khas putih dan utuh serta rasanya yang enak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline