Lihat ke Halaman Asli

made lestiawati

Dosen PGPAUD

Memanfaatkan Kegiatan di Rumah Aja untuk Melatih Kedisiplinan Anak

Diperbarui: 20 Juni 2020   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun, pada masa ini anak di sebut sebagai masa golden age (montessori) karena pada masa ini perkembangan dan pertumbuhan anak mengalam kemajuan yang sangat pesat di empat tahun pertama yaitu sebanyak 80%, selanjutnya perkembangan anak bertambah hingga dewasa. Anak memiliki karakteristik yang unik, dikatakan unik karena anak pada masa perkembangan dan pertumbuhannya memiliki tahapan yang sama namun mempunyai ritme yang berbeda. Oleh karena itu anak tidak bisa disamakan antara anak yang satu dengan yang lainnya.

Anak dapat mengembangkan semua kecerdasannya melalui stimulasi yang diberikan oleh pendidik, orang tua atau orang dewasa lainnya (yang mengasuh anak misal: nenek, kakek ato bibi). seorang anak kecerdasannya akan bertambah seiring dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Pada teori Howard Gardner dikatakan bahwa anak memiliki sembilan kecerdasan yang dapat di stimulasi sejak dini. Seiring dengan teori tersebut bahwa seorang anak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dengan daya ketertarikannya. Kemudian minat anak akan muncul dan anak akan mendalaminya sesuai dengan bakat alaminya.

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, dengan menciptakan lingkungan yang dapat mengeksplorasi pengalaman dan memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengetahuan belajar yang diperolehnya , melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak (Sujiono dan Sujiono). 

Bagaimana cara melatih kedisiplinan anak selama di rumah? 

Kata disiplin yang dalam bahasa Inggris discipline, berasal dari akar kata bahasa Latin yang sama (discipulus) dengan kata disciple dan mempunyai makna sama yaitu mengajari atau mengikuti pemimpin yang dihormati.(Allyn dan Cherril).

Disiplin untuk anak usia dini tidak serta merta harus memberikan aturan-aturan yang baku dan kaku. Melainkan, disiplin pada anak usia dini harus dapat diberikan melalui kegiatan bermain yang menyenangkan dan pembiasaan yang dapat menghibur anak.

Selama masa di rumah saja pada situasi seperti saat ini penting memberikan anak kegiatan yang menyenangkan. Bukan saja bermain dan permainan, namun bisa juga dilakukan dengan pembiasaan. Misalnya kegiatan menyiram tanaman setiap pagi, menyapu lantai, mengepel, merapikan baju dan yang lainnya. Anak dapat diajak untuk menyiram tanaman, maka kenalkan pada anak bahwa tumbuhan memerlukan air untuk pertumbuhannya. Sama seperti manusia jika makan tanpa air maka kita akan kehausan. Kegiatan rutin menyiram tanaman akan menjadi kebiasaan pada anak dan disiplin yang dicerminkan dengan keteraturan setiap pagi menyiram tanaman tersebut.

Mengerjakan tugas yang diberikan kepada guru kelas, orang tua wajib mendampingi anak saat melakukan daring dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru kelasnya. Selain membangun komunikasi yang baik dengan anak, orang tua juga dapat mengajarkan disiplin, dengan mengerjakan tugas sendiri dan mengumpulkannya tepat waktu. Hal lain yang paling penting di masa ini adalah selalu melakukan gerakan cuci tangan sebelum makan, sesudah mengambil sesuatu dan menggunakan masker saat bepergian. Keteraturan dalam hal ini sangat penting untuk mempersiapkan anak ke masa new normal.

Upaya menanamkan disiplin pada anak  selain melalui dengan contoh  dan  pemberlakuan  rutinas yang teratur dan konsisten dalam sehari-hari juga  dapat ditanamkan  melalui kegiatan bernyanyi dan  bercerita.

Contohnya: anak biasa diajak menyanyikan lagu " bangun tidur ku terus mandi tidak lupa menggosok gigi...." dan  ia akan terbiasa melakukan kegiatan tersebut dalam kesehariannya. Maka anak akan terbentuk sikap disiplin   setelah bangun tidur  lalu mandi. Begitupula  halnya dengan cerita. Cerita yang berisikan kehidupan sehari-hari anak, akan lebih mudah  melekat dan tertanam dalam diri anak.

Contoh cerita yang berisikan pesan moral bahwa kita harus berbagi makanan dengan teman atau orang lain yang membutuhkan dan cara menyapa orang yang dikenal, mengucap salam dan tersenyum (menunjukkan ekspresi wajah).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline