Lihat ke Halaman Asli

Terjadinya Intoleransi pada Hari Raya Nyepi di Bali 2024

Diperbarui: 13 Maret 2024   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.instagram.com/p/C4YlBQPy6Hw/?utm_source=ig_web_copy_link Input sumber gambar

TERJADINYA INTOLERANSI PADA HARI RAYA NYEPI DI BALI 2024

Made Lanang Darma Atmaja 

Universitas Pendidikan Ganesha

E-Mail: madelanang948@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas Hari Raya Nyepi sebagai perayaan keagamaan penting bagi umat Hindu di Indonesia, khususnya di Bali. Nyepi menjadi momen untuk menyambut Tahun Baru Saka yang memiliki makna mendalam sebagai hari kebangkitan, pembaruan, persatuan, toleransi, dan kedamaian. Setiap tahun, umat Hindu merayakan pergantian tahun dengan cara nyepi selama 24 jam.

Namun, perayaan Nyepi tahun 2024 di Bali disayangkan terganggu oleh sikap intoleran beberapa oknum. Terdapat gangguan di jalanan, terutama di Jembrana, yang mengecilkan kegembiraan umat Hindu. Artikel ini mengajukan pertanyaan mengapa sikap intoleran terus terjadi dan menyoroti pentingnya tindakan hukum setelah permintaan maaf oleh oknum yang terlibat. Umat Hindu Bali, meskipun pemaaf, menegaskan perlunya konsekuensi hukum untuk mencegah terulangnya tindakan intoleran.

Selain itu, artikel mencatat adanya pawai ogoh-ogoh dengan sound system di media sosial sebagai bentuk intoleransi terhadap budaya sendiri, yang tidak selaras dengan nilai-nilai budaya Bali. Hal ini mengundang pertanyaan mengenai pentingnya pelestarian dan penghormatan terhadap warisan budaya dalam konteks pluralisme dan toleransi di Indonesia.

Artikel ini menyuarakan keprihatinan terhadap tindakan intoleran, menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum sebagai langkah pencegahan, dan menyoroti kompleksitas tantangan dalam menjaga kerukunan nasional dalam kerangka keberagaman budaya dan agama.

Pembahasan

Hari Raya Nyepi merupakan salah satu hari raya besar keagamaan bagi umat Hindu di Indonesia. Hari raya Nyepi dilaksanakan untuk menyambut tahun baru saka yang jatuh pada penanggal Apisan Sasih Kedasa (Eka Sukla Paksa Waisaka) sehari setelah tilem Kesanga (Panca Dasi Krsna Paksa Sasih Chaitra).Tahun Baru Saka memiliki makna sebagai hari kebangkitan, hari pembaruan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline