Lihat ke Halaman Asli

Titrasi Asam Basa

Diperbarui: 11 Juni 2023   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Titrasi adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menentukan kemolaran suatu zat yang ada dalam larutan dengan menggunakan konsep reaski kimia. Titrasi Asam Basa biasanya digunakan untuk mencari jumlah zat asam atau basa yang diketahui melalui reaksi asam basa. Analit (titran) adalah larutan dengan molaritas yang tidak diketahui. Pereaksi (titran) adalah larutan dengan molaritas yang diketahui yang akan bereaksi dengan analit. Dilihat dari prosedurnya analit disiapkan dengan melarutkan zat yang dipelajari ke dalam larutan. Solusinya biasanya ditempatkan dalam labu untuk titrasi. Sejumlah kecil indikator kemudian ditambahkan ke dalam labu bersama dengan analit. Reagen biasanya ditempatkan dalam buret dan perlahan ditambahkan ke campuran analit dan indikator. Jumlah reagen yang digunakan dicatat ketika indikator menyebabkan perubahan warna larutan. Adapun jenis-jenis titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat basa kuat, asam kuat basa lemah, asam lemah basa kuat dan asam lemah basa lemah.

Langkah-langkah untuk melakukan titrasi yaitu titran diteteskan satu tetes demi satu tetes ke dalam titrat. Setiap tetesnya harus dilakukan pengocokan agar reaksi dapat terjadi secara optimal. Hati-hati ketika mengocok sampai tumpah atau menciprat. Proses penetesan dilakukan secara terus menerus hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen adalah titik di mana titrat dengan titran tepat bereaksi atau habis bereaksi. Pada titrat, ditambahkan 1-2 tetes indikator kimia. Indikator kimia ini berfungsi untuk mengetahui kapan suatu sampel (titrat) telah habis bereaksi, sehingga akan terjadi perubahan warna yang spesifik. Jika warna telah berubah, proses titrasi dapat dihentikan dengan mematikan sumbatan keran pada buret.

Titrasi asam kuat dengan basa kuat bisa kita lakukan dengan larutan HCl dan NaOH. Sebelum titrasi maka pH larutan adalah 1, setelah di titrasi maka pH akan naik seiring dengan bertambahnya volume NaOH yang ditambahkan. Garam NaCl yang terbentuk tidak terhidrolisis saat titik ekuivalen sehingga pHnya =7.

Titrasi asam kuat dengan basa lemah bisa kita lakukan dengan larutan NH3 dan HCl. Sebelum titrasi larutan memiliki pH kurang lebih 11. Saat dilakukan titrasi pH akan menurun seiring bertambahnya volume HCl. Saat titik ekivalen garam NH4Cl terhidrolisis parsial dan bersifat asam sehingga pHnya kurang dari 7.

Titrasi asam lemah basa kuat bisa kita lakukan dengan larutan CH3COOH dan NaOH. Sebelum titrasi larutan memiliki pH 3 sedikit lebih tinggi dari asam kuat. Pada awal titrasi pH mengalami lonjakan dikarenakan terbentuknya buffer asam. Titik ekuivalennya ditandai dengan perubahan pH diatas 7 sehingga pH larutan adalah pH garam basa.

Titrasi asam lemah basa lemah bisa kita lakukan dengan larutan CH3COOH dan NH4OH. Sebelum titrasi larutan memiliki pH 3 sedikit lebih tinggi dari asam kuat. Titik ekuivalennya adalah 7 tapi tergantung pada nilai Ka atau Kb. Jika Ka > Kb maka titik ekuivalennya di bawah 7 dan bila Ka < Kb maka titik ekuivalennya berada di atas 7.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline