Lihat ke Halaman Asli

Koloid

Diperbarui: 16 April 2023   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Campuran heterogen dari dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat berukuran dari 1-1000 nm yang tersebar merata dalam zat lain dinamakan koloid. Jika dilihat secara makroskopis koloid terlihat seperti larutan yang tercampur secara homogen tetapi secara mikroskopis akan terlihat seperti suspensi dimana campuran masing-masing komponen saling terpisah. Untuk jenis-jenis koloid sendiri ada tiga yaitu sol, emulsi dan buih. 

Sol itu dapat juga dikatakan fase terdispersi padat, emulsi dikatakan fase terdispersi cair dan buih adalah fase terdispersi gas yang bias disebut aerosol. Selain jenis ada sifat-sifat dari koloid yaitu efek tyndal.

Efek tyndal ini ditemukan oleh Jonh Tyndal pada tahun 1869. Ia menemukan bila berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka cahaya akan tampak namun jika dilewatkan pada larutan sejati cahaya tersebut tidak akan tampak. 

Penghamburan cahaya terhadap sistem koloid ini yang disebut dengan efek tyndal. Selanjutnya ada sifat Gerak Brown yang ditemukan oleh Robert Brown pada tahun 1827. Prinsip gerak ini beberapa partikel yang bergerak secara acak dengan jalur zigzag yang terjadi secara terus menerus dalam medium pendispersi. 

Gerak brown ini dapat menstabilkan partikel koloid sehingga tidak terpisah antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya karena gaya gravitasi. Jika berdasarkan pada muatan sifat koloid yaitu adsorspi dimana partikel koloid dapat menyerap partikel-partikel lain yang bermuatan maupun yang tidak bermuatan pada permukaannya. 

Sebagai contoh sol Fe(OH)3 dalam air bermuatan positif karena mengadsorpsi ion-ion positif, sedangkan sol As2S3 bermuatan negatif karena mengadsorpsi ion-ion negatif. Elektroforesis dimana partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik di mana partikel bermuatan bergerak ke arah elektroda dengan muatan berlawanan ini disebut elektroforesis. 

Koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah elektroda negatif, sedangkan koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah elektroda positif. Kemudian ada koagulasi dimana muatan sejenis muatan listrik sejenis dari partikel-partikel koloid membantu menstabilkan sistem koloid. Jika muatan listrik tersebut hilang, partikel-partikel koloid akan menjadi tidak stabil dan bergabung membentuk gumpalan. Proses pembentukan gumpalan-gumpalan partikel ini disebut koagulasi.

Pembuatan koloid dibedakan menjadi dua yaitu kondensasi dan dispersi. Kondensasi itu jika mengubah dari larutan menjadi koloid dengan cara kondensasi atau mengelompokkan (agregasi) ukuran larutan yang kurang dari 1 nm menjadi setara dengan ukuran koloid yaitu 1-1000 nm. Kondensasi ini dilakukan dengan cara kimia dan cara fisika. Untuk cara kimia ada reaksi subtitusi, reaksi hidrolisis dan reaksi redoks. 

Cara fisika ada cara pengembunan, pendinginan, dan penggantian larutan. Selanjutnya ada cara dispersi yaitu cara pembuatan partikel koloid dengan cara pemecahan dari partikel kasar menjadi partikel yang berukuran koloid. Ada empat cara diantaranya mekanik, peptisasi, homogenisasi, dan busur bredig.  

Kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari pada bidang idustri makanan adalah pembuatan keju, mentega, susu, dll. industri kosmetik dan perawatan tubuh adalah bahan kosmetik yang mengandung aerosol misalnya parfum, hair spray, deodoran ,dll , cat, sabun, pestisida dan insektisida serta minyak ikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline