Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diadakan oleh Universitas Jember pada periode kedua tahun 2020 berbeda dengan KKN yang biasa diadakan oleh Universitas Jember sebeumnya. Hal tersebut terjadi karena pada KKN periode kedua bertepatan dengan adanya pandemi covid-19 yang memasuki Indonesia pada bulan Maret 2020 membuat seluruh aspek pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi harus melaksanaan pembelajaran menjadi sekolah dan kuliah daring.
Oleh karena itu Universitas Jember mengadakan KKN dengan mengusung tema KKN Back To Village yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2020 s/d 14 Agustus 2020, dimana mahasiswa mengabdi pada masyarakat desa selama 45 hari untuk membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan akibat adanya pandemi covid-19. Berbagai kegiatan telah dilakukan selama kurang 45 hari lamanya untuk mengabdi dan menerapkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi di daerahnya masing-masing. Hal ini disebabkan karena pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Untuk itulah mahasiswa dituntut memberikan sumbangsih dan kontribusi nyata dalam memperdayakan seseorang/kelompok yang ada di daerahnya sesuai dengan fokus tematiknya.
Mahasiswa KKN yaitu Mada Izzy Ramadhan dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember mengambil tema KKN tematik yaitu program inovasi teknologi/informasi dalam penanganan covid-19 dimana nantinya mahasiswa akan membuat inovasi hand sanitizer dan disinfektan dari bahan alami di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Desa Kembiritan memiliki luas wilayah 15,16 km2 dan memiliki 18.685 penduduk.
Pada dasarnya kehidupan sosial warga setempat yang masih kental akan suku osing sehingga kebersamaan dalam bermasyarakat masih terjaga dengan baik dan sehari-hari masyarakat masih melakukan banyak kegaiatan yang dapat menimbulkan kerumunan. Permasalahan yang ada di Desa Kembiritan yaitu kurangnya kesadaran warga untuk membiasakan budaya cuci tangan yang merupakan salah satu protokol kesehatan dalan pencegahan penyebaran virus covid-19.
Meskipun sudah banyak tersedia sarana cuci tangan ditempat-tempat umum, tetapi masih banyak warga yang malas melakukan cuci tangan tersebut. Selain itu di warung atau toko-toko kecil juga masih banyak yang belum tersedia fasilitas cuci tangan. Sehingga hal tersebut sangat memprihatinkan dikarenakan dapat menjadi media dalam penyebaran virus covid-19. Penyebaran virus covid-19 tersebut dapat menular dengan sangat mudah apabila tidak dilakukan pencegahan.
Di era new normal akibat dampak pandemi covid-19 perilaku hidup sehat sangat dibutuhkan untuk memutus penyebaran virus covid-19. Protokol kesehatan yang biasa diterapkan yaitu budaya cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer dan juga penyemprotan disinfektan di rumah dan lingkungan sekitar. Namun hand sanitizer dan disinfektan yang digunakan tersebut terbuat dari bahan kimia yang bisa memunculkan dampak bagi kesehatan jika digunakan dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus. Penggunaan hand sanitizer dan disinfektan dari bahan kimia dapat berakibat bagi kesehatan seperti keracunan alkohol, resistensi antibiotik, gangguan hormon, dan melemahnya sistem imun serta dapat membuat kulit iritasi.
Adanya permasalahan tersebut maka penulis memiliki inovasi teknologi dalam pembuatan hand sanitizer dan disinfektan dari kombinasi bahan alami yang diperoleh di lingkungan sekitar. Bahan alami yang dapat digunakan untuk membuat hand sanitizer dan disinfektan yaitu daun sirih, kayu manis, dan jeruk lemon. Dari ketiga bahan tersebut memiliki kandungan anti bakteri yang sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk membasmi bakteri. Hand sanitizer dan disinfektan yang terbuat dari bahan alami tersebut tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan meskipun digunakan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu pembuatan hand sanitizer dan disinfektan dari bahan alami tersebut cukup mudah dan tidak membutuhkan biaya yang banyak.
Adapun program yang akan dilaksanakan penulis kepada sasaran atau target terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu observasi terkait permasalahan desa, potensi desa dan sasaran; tahapan kedua yaitu sosialisasi mengenai hand sanitizer dan disinfektan dari bahan alami; tahapan ketiga yaitu percobaan pembuatan hand sanitizer dan disinfektan dari bahan alami; tahapan keempat yaitu pendampingan pembuatan hand sanitizer dan disinfektan dari bahan alami; tahapan kelima yaitu sosialisasi untuk mengimplementasikan penggunaan hand sanitizer dan disinfektan dari bahan alami; tahapan keenam evaluasi terkait implementasi penggunaan hand sanitizer dan disinfektan dari bahan alami.
Mahasiswa mengungkapkan selama pelaksanaan program kerja KKN, sasaran dapat bekerja sama dengan baik dan mau mendengarkan masukan dari mahasiswa dalam pembuatan hand sanitizer dan disinfektan alami sehingga dapat digunakan di toko, rumah, dan lingkungan sekitar.
Adapun selama pelaksanannya kendala yang dirasakan mahasiswa hanya sebatas terkendala waktu dari sasaran agar bisa ditemui. Selain itu juga terdapat kendala adanya masyarakat yang terpapar covid-19 sehingga mahasiswa harus membatasi kegiatannya. Seiring berjalannya waktu sesuai dengan roadmap yang telah dibuat. Sasaran sudah bisa memahami dan mengaplikasikan dengan baik cara pembuatan hand sanitizer dan disinfektan alami. Selain itu sasaran juga bisa mengimplementasikan hand sanitizer dan disinfektan alami di toko miliknya.
Hasil dari kegiatan tersebut yaitu dihasilkan hand sanitizer dan disinfektan dengan komposisi yang sesuai. Komposisi pembuatan hand sanitizer yaitu 30% air, 40% daun sirih, 20% lemon, dan 10% kayu manis. Penggunaan komposisi tersebut bertujuan untuk menghasilkan hand sanitizer yang mempunyai kandungan anti bakteri yang tinggi sehingga lebih efektif untuk membunuh kuman atau bakteri yang berada di tangan.