Lihat ke Halaman Asli

Sunyi

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintihan hujan menetes dengan perlahan.

Angin sepoi berhembus di celah-celah jendela keramik.

Dedaunan bambu gemuruh di serpah angin.

Hati ini tak tenang meresapinya.

Dingin malampun semakin mencekam.

Terasa samudera ada di depanku.

Di temani semerdu nyanyian malam.

Tak terdengar suara apapun.

Sunggu, sepih hati ini.

Seandainya angin bisa bicara.

Ku ingin titip salamku.

Biaskanlah salamku pada orang yang sedang ku rindukan.

Ku ingin berteriak lebih keras.

Namun, getaran suarapun tak akan terdengar.

Lewat dunia maya ini, ku ucapkan selamat malam buat, Desi dan Mamanya di Deiyai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline