Lihat ke Halaman Asli

MN Aba Nuen

Pengajar

Mengintip Kehangatan Emak-Emak Bersosialisasi di Posyandu

Diperbarui: 10 Februari 2019   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di salah satu posyandu di Kota Soe NTT. Dokpri.

Di desa dan kota sama, setiap jadwal pelayanan posyandu, bangunan  posyandu yang umumnya berukuran kecil, penuh sesak oleh para ibu hamil, ibu dengan bayi dan anak-anak balita. Beberapa suami juga biasanya ikut nongkrong menemani istri atau anak.

Pergi ke posyandu saat ini bagi banyak ibu, bisa menjadi wahana menghilangkan rasa sumpek dan kejenuhan pada pekerjaan domestik di rumah. 

Bagi ibu-ibu, kegiatan bulanan ini selain untuk mendapat pelayanan kesehatan, posyandu juga seperti menjadi "tempat nongkrong" yang hangat. Di sini, mereka saling berbagi cerita, pengalaman dan pengetahuan, soal urusan domestik.  

Pokok bahasan mereka biasanya seputar pengalaman kehamilan, persalinan dan mengurus anak. Di luar itu, topik-topik sosial kekinian seperti pemilu, kondisi cuaca dan isu-isu hangat di media sosial juga sering diperbincangkan. 

Kebutuhan bersosialisasi adalah hakikat eksistensi manusia sebagai makhluk sosial. Mengamati diskusi dan sharing antar ibu di posyandu bagi saya sangat menggugah. Posyandu tidak sekedar tempat menimbang bayi, memeriksa kehamilan dan lainnya, lebih dari itu ia menjadi tempat pembelajaran ideal,  yang berlangsung secara alami, not by design.

Para suami yang menunggui isteri mereka di posyandu. Dokpri

Di posyandu, tidak ada perbedaan kelas sosial. Yang tampak menonjol adalah kekuatan dialog, keinginan untuk saling  berbagi informasi. Boleh jadi, proses ini lahir atas kesadaran dan perasaan senasib sebagai sesama kaum hawa dengan kodrat hamil dan kewajiban mengurus anak-anak. 

Di tengah kecenderungan menguatnya paham individualistik masyarakat modern, posyandu masih memberikan potret kodrat Ilahi lain, bahwa manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Bersosialisasi, menjalin komunikasi adalah nilai dasar manusia untuk mempererat relasi sosial. 

Hal lainnya bisa terlihat pada kehadiran anak-anak balita, mereka bermain bersama tanpa ada sekat  bla bla bla. Anak pedagang, petani, pegawai, semuanya berbagi jajanan, bermain bersama penuh kehangatan.

Bersosialisasi sejak usia dini akan membantu tumbuh kembang anak dalam lingkungan sosialnya. Anak dengan pengalaman sosialisasi yang baik, akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang menghargai perbedaan dan heterogenitas. 

Untuk membantu mewujudkan itu, kapasitas semua posyandu perlu ditingkatkan oleh otoritas terkait. Misalnya,  posyandu dilengkapi dengan media permainan edukatif anak-anak. Dengan begitu, anak-anak akan akrab dan bersemangat mendatangi fasilitas kesehatan yang selama ini kerap mereka takuti.

Khusus ibu hamil, petugas kesehatan atau kader posyandu bisa memfasilitasi mereka dalam kelompok arisan ibu hamil, dengan posyandu sebagai titik kumpulnya. Dana arisan ini bisa dipakai untuk membiayai atau membeli segala sesuatu terkait persalinan kelak.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline