Lihat ke Halaman Asli

MN Aba Nuen

Pengajar

Hujan Lebat Dua Hari Rendam Sejumlah Tempat di Selatan TTS

Diperbarui: 1 Februari 2019   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah warga desa Bena terendam luapan air akibat hujan sejak Kamis 31/01/2019. Dokpri

Masyarakat di wilayah Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, kembali merasakan dampak hujan lebat dalam dua hari terakhir, Kamis 31 Januari dan Jumat 1 Februari 2018. Lahan sawah, kebun fasilitas publik dan pemukiman warga tampak tergenang air dengan tinggi bervariasi. 

Sebagaimana pengamatan penulis yang melintasi jalur dari Kota Soe-Kualin di Pantai Selatan Pulau Timor pada Jumat pagi, genangan air terlihat tinggi mulai dari pertengahan areal persawahan Bena di Kecamatan Amanuban Selatan TTS. Badan jalan terendam air setinggi betis hampir 2 km. Genangan ini tampaknya  dipicu adanya saluran irigasi sawah yang dibangun melampaui permukaan jalan, sehingga menghalangi aliran air.

Luapan air dari areal persawahan juga menggenangi setidaknya belasan rumah warga Desa Bena dengan tinggi yang cukup signifikan. 

Banjir juga menggenangi seluruh halaman SD N Nismakapa di Kec. Kualin. Dokpri

Masuk ke Kecamatan Kualin, seperti biasa wilayah Desa Toineke air menggenangi puluhan rumah warga. Dibanding dengan genangan sebelum ini, luapan air sejak malam tadi terlihat lebih luas menyebar dan menggenangi banyak rumah penduduk. 

Hal yang sama terjadi di wilayah Oehani, Desa Kiufatu dan Tuafanu. Rumah warga Kiufatu yang tergenang air bercampur lumpur terlihat sejak sebelum Masjid Oehani, bersambung hingga masuk wilayah Desa Tuafanu. Rumah-rumah di perbatasan dua desa ini bahkan sudah terlihat tergenang air sejak Senin, 29 Januari 2019.

Di Tuafanu, selain setidaknya puluhan rumah warga terendam, air juga menggenangi bangunan SD Inpres Nismakapa. Ini adalah kejadian pertama dalam musim hujan tahun ini, di mana cakupan wilayah Desa Tuafanu yang terdampak luapan air kelihatan lebih luas. 

Warga yang terdampak tampak santai, karena sudah terbiasa dengan situasi ini jika curah hujan sedang tinggi. Hanya, yang patut diwaspadai adalah potensi munculnya wabah penyakit. Genangan air dalam waktu lama bisa mempercepat perkembangan nyamuk. 

Rumah warga desa Tuafanu yang terendam banjir. Foto Darli Nenotek.

Meski  dampaknya mungkin masih dalam skala kecil, tetapi semoga pihak otoritas penanggulangan bencana dan pemerintah terkait bisa merespon keadaan masyarakat di Selatan TTS ini. Apalagi dengan kondisi curah hujan yang masih tinggi, peluang meluasnya genangan air dengan ketinggian yang meningkat juga bisa terjadi. 

Menghadapi kondisi bencana seperti ini, akses komunikasi yang baik juga akan membantu warga menginformasikan keadaan mereka dengan sanak keluarga atau pihak terkait di luar wilayah.

Sayangnya, kecuali di Kecamatan Amanuban Selatan dan Kolbano, koneksi internet di wilayah Kecamatan Kualin masih bertanda E. Pengalaman saya sehari-hari menggunakan jaringan di sini, kualitas kecepatan internet sangat menyedihkan. 

 Mudah-mudahan tulisan ini dibaca para pihak, terutama vendor besar plat merah yang selama ini gagah dengan slogan menjangkau seluruh pelosok Indonesia. Daerah Selatan TTS dengan potensi wisata Pantai Oetune yang ramai pengunjung dan rentan bencana banjir, harusnya diprioritaskan untuk peningkatan kualitas layanan koneksi internet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline