2 hari sebelum sebelum libur lebaran di pagi hari sekitar jam 7.40 disertai hujan rintik rintik(pas sekali untuk melanjutkan tidur), saya telah sampai di kantor, tidak seperti hari hari lainnya, kali ini kantor terlihat gelap, dalam keadaan terkunci, ketika masuk kedalam ruangan, gelas gelas kotor masih berantakan di meja, kondisi ini berbeda dengan kondisi hari lainnya dimana pada jam tersebut kantor terlihat terang, sudah dalam kondisi tidak terkunci, gelas gelas kotor telah dibersihkan. Wah ini si OB nya ngga beres, mentang mentang mau libur, dia ambil libur sendiri lebih dulu. Inilah salah satu budaya perkantoran yang harus diberangus, yaitu Sindroma Liburan. Coba dilihat nanti 1 hari setelah hari raya idul fitri, pastilah Sindroma Liburan ini terjadi lagi, tidak hanya di level bawah bahkan di level atas, baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar pun pasti mengalami Sindroma Liburan,
Ciri ciri orang yang mengalami Sindroma Liburan yaitu :
- Malas bangun pagi dan melakukan aktifitas di pagi hari
- Kreatifitas otak kanannya semakin kreatif dalam mencari ide-ide untuk minta ijin tidak masuk kepada pimpinan
- Penampilannya pasti letih, lesu tak bertenaga.
- Seminggu Sebelum liburan, sudah tidak ada semangat untuk bekerja, apalagi semakin mendekati hari H
- Mempunyai banyak alasan untuk keluar di jam kantor alias tidak betah di kantor
- Jam masuk kerja bisa berubah lebih lambat 20-30 menit
- Telepon selularnya lebih sering mati di hari hari menjelang libur
- Sering tidak nyambung kalau ditanya suatu pertanyaan, karena dipikirannya sudah tercetak “libur” melulu
- Menjadi Invisible man (orang yang sulit dicari)
- Pulang kantor terlebih dahulu dibanding teman teman karyawan lainnya .
Akibat dari sindroma liburan ini adalah :
- Kurangnya Efektifitas dan Efisiensi performa karyawan dalam perusahaan tersebut
- Kantor terlihat seperti kuburan karena sunyi sepi sendiri
- Kantor sering dalam kondisi yang berantakan
- Bagian admin pusing mengurusi Cek Clock yang Berantakan .
- Pimpinan sering mendapatkan “ijin ijin tidak masuk palsu”
Apakah kita juga terjangkit Sindroma Liburan ???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H