Lihat ke Halaman Asli

Macita

Mahasiswa

Instrumen Non Zakat sebagai Sumber Penerima Keuangan Negara

Diperbarui: 5 Februari 2022   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dana zakat,  infak,  dan  sedekah  (ZIS)  memiliki  potensi yang  sangat  luar  biasa.  Sebagai  ilustrasi,  untuk  Indonesia  saja dengan   penduduk   Muslim   sekitar   212,5   juta   (85   %)   dari keseluruhan  penduduk  Indonesia  yang  berjumlah  250  jutaan jiwa  (pada  tahun  2013),  dalam  satu  malam  takbir  (malam  Idul Fitri)  diper-kirakan  akan  mampu  mengumpulkan  dana  zakat fitrah  sekira  5,3  triliun  rupiah,  sebagai  perkiraan  dari  perkalian jumlah penduduk Muslim sebanyak 212,5 juta jiwa itu dikalikan dengan  Rp  25.000  untuk  seharga  2,5  kilogramberas  bagi  setiap orang. Belum termasuk dana zakat mal, infak, sedekah dan lain-lain (fidyah,   kaffarah,dan   sebagainya)   yang   hampir   dapat dipastikan  jumlahnya  lebih  banyak  lagi  dari  itu.Berdasarkan riset BAZNAS, IDB, dan IPB beberapa waktu yang lalu, potensi ZIS Indonesia tahun 2011 saja bisa mencapai 217 triliyun rupiah. Ini  menunjukkan  bahwa  potensi  ZIS  di  Indonesia  sesunguhnya sangat besar.

Dengan  potensi  tersebut,  manajemen  keuangan  publik terdiri  dari  zakat,  infak  dan  sedekah  harus  dilakukan  dengancermat,  tepat  dan  hati-hati. BAZNAS  harus  mampu  menjamin dan  memberi  kepastian  seluruh  dana  masyarakat  dengan  baik sehingga  akan  semakin  mendapat  amanah  dan  kepercayaan dari  masyarakat  untuk  mengelola  dana  ZIS  yang  merupakan sumber-sumber  keuangan  Islam. Sejarah  mencatat  bahwa  ZIS merupakan    salah    satu    instrument    penting    pembangunan pemerintahan   Islam. 

Banyak   program   pemerintah   dapat menggunakan     dana     ZIS,     diantaranya     program-program pemberdayaan   umat,   pengentasan   kemiskinan,   pendidikan, kesehatan   dan   pembangunan   masjid.Infaq,   sedekah   dan wakaf   merupakan   pemberian   sukarekla   dari   rakyat   demi kepentingan   umat   untuk   mengharapkan   ridha   Allah   SWT semata.  Pada  kondisi  keimanan  rakyat  yang  begitu  baik,  maka dapat  saja(besar  kemungkinannya)  penerimaan  negara  yang berasal dari variabel sukarela ini akan lebih besar dibandingkan dengan    variabel    wajib,

Sepanjang    factor-faktor    produksi digunakan pada tingkat yang maksimal.

Dengan demikian, bisa dilakukan integrasi dana ZIS dan APBN  dalam  membiayai  pembangunan.   Sinergi pemerintah dan  lembaga  ZIS  akan  membuat  penyaluran ZIS  lebih  efektif. Lembaga    ZIS    akan    berbagi    dengan    pemerintah    dalam pemberdayaan  dan  pengentasan  kemiskinan.  Jika  potensi  dana ZIS  itu  bisa  dimaksimalkan,  pemerintah  akan  sangat  terbantu membiayai pembangunan. Ini utamanya yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline