Lihat ke Halaman Asli

Filosofi Klepon, Lambang Kesederhanaan hingga Keuletan

Diperbarui: 22 Juli 2020   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi klepon, kue tradisional Indonesia. (sumber gambar: Dok. Shutterstock/Odua Images via kompas.com)

Apa sih yang menarik dari klepon? Mari mengupas tuntas si ijo bulet ini.

Klepon itu lambang kesederhanaan, simple tapi juga penuh sensasi kejutan. Bila dibanding dengan kue tradisional lainnya klepon paling gampang bikinnya. Ga ribet. Ga perlu waktu lama. Kasih aku 15 menit ready to it!

Nah, tapi jangan salah dibalik sisi kesederhanaannya klepon ternyata juga elegan. Memang ingredients-nya ga perlu, MSG, Natrium benzoat, borak, formalin, daging tikus ataupun sirip ikan hiu.

Yang membuat dia terlihat elegan justru cairan coklat muda didalamny yang terasa manis. Itulah gula aren.

Walau sebagian menyangka semua gula jawa adalah sama. Namun, ternyata ga semua gula isian klepon itu sama baik dari segi aroma, warna dan rasanya.

Gula aren sendiri terbuat dari nira aren yang khusus diolah tanpa campuran apapun. Gula aren berbeda dengan gula jawa. Kalau gula jawa dipasaran banyak yang udah ga virgin. Ada beberapa produsen yang nakal. Gulanya dicampur ketela.

Kehadiran sang gula aren itu membuat klepon ga hambar. Begitu digigit, so sweet beudh. Nih analoginya. Bagai cewe klepon tuh inner beauty. Ga bakal ngerti baiknya sebelum digigit. Hloow? *ga nyambung mamen!! Hahaha

Klepon adalah lambang kelembutan, ketepatan, kesebaran, keuletan serta ketelitian. Komposisi klepon harus tepat, ga boleh kurang dan ga boleh lebih.

Kualitas klepon juga ditentukan oleh setiap komposisi bahan dasar yang dipilih. Akan berbeda klepon dari pewarna kain dan klepon dari daun suji.

Dan taukah? Tangan yang lembut tapi bertenaga akan menghasilkan adonan yang bagus. Keuletan dan ketelitian pembuat klepon jugalah yang berkontribusi bagi terciptanya klepon yang cantik.

Jadi begini, hidup itu ga cukup bermodal komposisi duniawi yang pas, tetapi juga butuh keuletan, kesabaran dan ketelitian agar hidup menjadi “cantik”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline