Lihat ke Halaman Asli

Ganda M Sihite

Ingat lah pencipta mu dimasa mudamu

Puisi | Permataku yang Dirindukan

Diperbarui: 8 April 2020   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Langkah kecil menjelajah tanpa peta
Menggapai permata yang tak kunjung bertemu
Tersimpan ribuan misteri  tak sanggup kuterka
Dipersimpanganpun kian terasa rumit
Sementara jalan keluar tak terlihat ujungnya

Ingin menakar kemana ka dibawa
Tapi disatu titik
Akal dan rasa berdebat dan berbeda pilihan
Akal yang membangun beragam kriteria
Runtuh terserak jatuh ketika rasa telah memilih

Dikala misteri mulai terungkap satu persatu
Ada rindu yang tak sempat bersambut
Tutur hati yang tak terungkap
Ada rangkaian kata tak bisa dengan aksi
Bermaksud  makna yang sempurna
Tapi hati lihai tuk sembunyikan

Pagi merekah berlambang harapan
Lembayung senja bertumbuh membawa lara
Embun menyilaukan mengingatkan rindu
Disana anganku terbayang oleh senyummu
Ditemani alunan shimpony nan merdu
Membuai hati dengan tenang teduh

Satu nama disudut hati
Selalu terucap pada sang Causa Prima
Tak mudah diusir pergi
Rindu direlung hati, Meradang di selasar kalbu
Berkawan dan tersipu malu dengan waktu

Ingin hati bercengkrama dan bersua
Meredam dan mengadu rindu
Namun semesta mempertukarkan jarak
Sang Khalid pun demikian
Berkata untuk “menunggu”

Rindu yang semakin membara
Kusampaikan lewat untaian syair
Terlantun lembut dan indah dalam doa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline