Lihat ke Halaman Asli

Gagal Ginjal Menyerang Usia Muda

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1363053785863481663

[caption id="attachment_241508" align="aligncenter" width="500" caption="Data 10 tahun terakhir menunjukkan usia penderita gagal ginjal semakin muda (topnews.in)"][/caption]

Data statistik menunjukkan, jumlah penderita gagal ginjal meningkat dari tahun ke tahun. Dan yang lebih memprihatinkan, penderita semakin muda usia, 30-40 tahun. Ini benar-benar mengejutkan. Hal yang sama juga terjadi di RS Dr. Soetomo Surabaya dalam sepuluh tahun terakhir.

Dua hari lagi, tepatnya tanggal 14 Maret 2013, kita akan memperingati Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day). Tema peringatan hari ginjal tahun ini adalah: Stop Kidney Attack! ― Hentikan Serangan Ginjal!

Peringatan ini untuk menggugah kesadaran masyarakat, meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya penyakit ginjal, dan mengembangkan berbagai kebijakan yang mengarah pada perbaikan, pencegahan dan pengobatan penyakit ginjal di seluruh dunia.

Kegiatan ini dimotori oleh International Society of Nephrology (ISN) bersama International Federation of Kidney Foundations (IFKF); dengan misi meningkatkan kesadaran akan pentingnya organ ginjal, meningkatkan kualitas kesehatan―mengurangi frekuensi dan dampak penyakit ginjal terhadap penyakit-penyakit lain yang menyertainya.

[caption id="attachment_238828" align="aligncenter" width="400" caption="Logo peringatan Hari Ginjal Sedunia 14 Maret 2013 (worldkidneyday.org)"]

13618698582116538187

[/caption]

Program ini menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan yang mampu menggugah kesadaran masyarakat akan fungsi ginjal, terutama bagi penderita diabetes dan hipertensi―dua kelompok yang memiliki resiko tinggi mengidap penyakit gagal ginjal kronis (GGK).

Kegiatan ini diharapkan juga mampu mendorong masyarakat untuk memeriksakan diri, terutama bagi kalangan yang beresiko besar terkena serangan penyakit ginjal―mendorong perilaku pencegahan dengan mengkampanyekan gaya hidup sehat―dan meningkatkan profesionalisme seluruh praktisi medis. Sebab, merekalah yang memegang tanggung jawab penuh dalam mendeteksi dan mengurangi risiko serangan penyakit ginjal, terutama di wilayah yang memiliki populasi dengan resiko tinggi.

Peringatan hari ginjal juga untuk mengingatkan kembali pentingnya peranan otoritas kesehatan lokal dan nasional dalam mengendalikan epidemi penyakit ginjal. Sebagaimana kita ketahui, penyakit ginjal merupakan penyakit berbiaya tinggi. Dan apabila tidak ditangani secara serius, maka jumlah penderita akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Deteksi Dini

Sebenarnya, serangan penyakit ginjal bisa dicegah apabila dapat terdeteksi secara dini. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, diharapkan meningkat pula kesadaran akan bahaya penyakit ini. Deteksi dini hanya bisa dilakukan apabila kita tahu tanda-tandanya. Namun, tanda-tanda penyakit ini sulit dikenali secara spesifik. Penderita hipertensi dan diabetes berpotensi besar menderita penyakit ginjal.

Bagi non-penderita dua penyakit tersebut, gejala-gejala yang seringkali dirasakan, antara lain: tubuh mudah lelah, air kencing berbuih atau berwarna gelap kemerahan, sering merasa haus, mengalami bengkah di bagian wajah, tangan dan kaki―sering kencing di tengah tidur malam dan bangun pagi dengan mata bengkak.

Bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes dan hipertensi serta mendapati gejala-gejala tersebut di atas, maka segera melakukan cek laboratorium untuk periksa urin. Pemeriksaan ini guna mengetahui kadar protein dan albumin. Jika dalam urin terdapat kandungan protein dan albumin dalam jumlah melebihi batas, biasanya sudah terkena penyakit ginjal kronis. Selain cek urin, biasanya juga dilakukan cek darah untuk melihat kadar kreatinin. Jika kerja ginjal menurun, maka kadar kreatinin dalam darah akan meningkat. Hipertensi biasanya juga akan merusak pembuluh darah ginjal. Resiko terbesar kedua adalah orang usia lanjut (di atas 60 tahun). Resiko terbesar ketiga adalah penderita lupus atau penyakit autoimun lainnya. Selain itu, resiko besar juga akan menimpa mereka yang mengalami obesitas, infeksi saluran kemih, batu ginjal dan penderita rematik yang rutin mengkonsumsi obat-obat NSAID dalam jangka waktu lama.

Pengobatan Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal yang sudah kronis dan mengarah pada gagal ginjal; hanya ada 2 cara penanganan medis: cuci darah atau cangkok ginjal. Kedua penanganan tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar―tidak seluruh rumah sakit memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan operasi transplantasi―dan mendapatkan donor ginjal juga bukan perkara mudah.

Mengakhiri tulisan ini, saya mengajak seluruh masyarakat untuk meninggalkan gaya hidup yang tidak sehat, menjalankan pola makan seimbang, rutin berolah-raga, mengontrol kolesterol dan berat badan dan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter anda. Saya berharap melalui tulisan ini: sayangilah ginjal anda dan bergabunglah dalam masyarakat peduli ginjal dengan mendonorkan ginjal anda, dan menghimbau pemerintah untuk segera membuat kebijakan yang mempermudah hal tersebut―sebagai inisiatif terbaik untuk menyelamatkan jiwa penderita gagal ginjal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline