Lihat ke Halaman Asli

Koh Ahok : Berhentilah Membuat Pernyataan Kontroversial

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="653" caption="Gambar : Kompas.com "][/caption] Beberapa Minggu terakhir ini masyarakat Indonesia khususnya warga DKI Jakarta disuguhkan dengan berbagai pernyataan kontroversial Wagub DKI Basuki atau Ahok. Pernyataan kontroversial terbanyaak adalah masalah relokasi warga ilegal di Waduk Pluit. Masih segar di ingatan kita tentang pernyataan Komunis kepada warga ilegal waduk pluit yang tidak mau di relokasi, sehingga banyak sekali mengundang sikap kotroversial di media begitu juga di K ini. Bermula dari sinyalir Ahok warga ilegal Waduk Pluit yang menolak relokasi ditunggangi oleh LSM abal-abal sehingga mereka di juluki Komunis oleh Ahok. Merasa tak berdaya  warga Waduk Pluit melawan pemerintah dalam hala ini Pemprov DKI, sehingga warga menempuh jalan mengadu ke Komnas  HAM. Laporan ini pun ditindaklanjuti oleh Komnas Ham dengan melakukan pencarian informasi kebenaran di lapangan selanjutnya meminta klarifikasi dari pihak Pemprov DKI dengan memanggil Jokowi Ahok untuk membahas solusi terbaik terhadap permasalahan warga ini. Bukannya bersikap kooperatif untuk menjelaskan duduk persoalan yang terjadi, Ahok malah lebih banyak  mengeluarkan statemen di media, malah terkesan selalu menydutkan Komnas HAM (meneyerang institussi). Mulai dari Komnas HAM tidak tahu HAM, rebutan mobil Camry dan masih banyak lagi pernyataan yang lain menyudutkan Komnas HAM. Beginikah sikap seorang pemimpin menanggapi suatu masalah? Dengan menyerang pihak yang berseberangan dengan dia (Komnas HAM) ?  Mengertikah Ahok bahwa Komnas HAM lah harapan terkahir rakyat yang tidak berdaya ini mengadukan keluh kesahnya? Apakah Ahok tidak meihat peran Komnas HAM dalam memediasi ketidakberdayaan rakyat melawan tirani kekuasaan. Hal terakhir yang masih lekat diingatan kita adalah kasus Perbudakan di Tangerang, bagaiamana aparat Penegak Hukum (Kepolisian) memperlakukan warganya yang teraniaya tak berdaya. Dimana Kepala Desa Gunung Batin Lampung di bola-bola aparat kepolisian? Sehingga harapannya terkahir untuk mengadu ke Komnas HAM baru mendapat tanggapan dari Mabes Polri dan korban perbudakan tersebut bisa diselamatkan? Masih banyak lagi rakyat ini yang menggantungkan harapan pada Komnas HAM. Mohon untuk Koh Ahok untuk lebih bijak menyikapi setiap permasalahan dan lebih hati-hati dalam melontarkan pernyataan. Dengan demikian Pemimpin yang Bijaksana dan mengayomi rakyat itu layak anda sandang. Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline