Lihat ke Halaman Asli

Old Imp

Penyeimbang

Memahami Telos Rocky Gerung

Diperbarui: 13 April 2018   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah Rocky Gerung menista agama?

Tidak. Jawaban saya tegas dan jelas sama seperti Ahok, Sukmawati, maupun Ade Armando, semua tidak menista agama. Untuk mencapai kesimpulan sederhana ini kita harus mencoba memahami telos, istilah yang juga dipakai Rocky Gerung (RG). 

Telos dari bahasa Yunani yang yang artinya tujuan, akhir, maksud. Apa sebenarnya telos RG dalam melempar pernyataan kitab suci adalah fiksi? Mari kita coba menduga-duga.

Kemungkinan Pertama: Untuk menghina seluruh agama di dunia. Saya duga RG bukanlah orang bodoh. Buktinya di twiternya beliau sering mendungu-dungukan orang yang berseberangan dengannya. RG juga bukan orang yang kurang kerjaan. Apa untungnya menghina agama di seluruh dunia? Sekedar mendapatkan kepuasan?

Kemungkinan kedua: Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa lewat kuliah umum ILC. Ini cukup mungkin karena ILC adalah siaran TV dengan rating cukup tinggi. Jadi dengan mengajar filsafat di ILC lebih luas jangkauanya dibanding ngajar di ruang kelas. 

Tapi ada yang kurang tepat menurut saya. Filsafat itu bukanlah ilmu yang gampang dipelajari oleh sembarang orang. Kalau di ruang kelas jelas targetnya yaitu mahasiswa-mahasiswi yang sudah lulus ujian saringan masuk jurusan filsafat. Lah kalau di ILC itu forum umum, penontonya dari segala kalangan. Kalau kapasitas otak kurang dan iman tidak kuat bisa jadi stress lho.

Kemungkinan ketiga: Untuk Membela Calon Presiden Oposisi. Nah ini yang paling masuk akal. Pernyataan kitab suci itu fiksi adalah upaya pembelaan terhadap Om Wowo yang di dramatisir, dibuat wow untuk menyentak penonton ILC, tograb audience's attention

Om RG sedang membela Om Wowo yang dibullynetizen beberapa waktu lalu karena pidatonya yang mengutip dari Novel Ghost Fleet, sebuah karya fiksi. Menurut Om RG fiksi itu baik, fiksi itu energy untuk mengaktifkan imajinasi, yang buruk itu fiktif. Om RG pun menuduh para politisi membunuh fiksi, seolah-olah fiksi itu identik dengan kebohongan.

Jadi sampai disini fix pandangan saya Om RG tidak punya telos untuk menista agama. Tetapi begini Om RG, anda sudah bela mati-matian sampai beresiko masuk bui ternyata salah fokus ke fiksi. Om Wowo itu di bully netizen sebenarnya bukan karena berpidato politik dengan mengutip dari fiksi. Sama sekali bukan.

Saya sangat setuju dengan Om RG fiksi itu baik. Saya pencinta fiksi karya Pramoedya, Ahmad Tohari, Eka Kurniawan dan penulis-penulis Indonesia hebat lainnya. Juga Sir Author Conan Doyle and Agatha Christie. Dan anak-anak saya juga saya berikan bacaan fiksi karya Enid Blyton dan JK Rowling dan dongeng Hans Christian Andersen. Tapi anda harus jelas beritahu anak-anak anda Harry Potter itu fiksi, novel Nak, bukan kajian-kajian ahli sihir.

Jadi bukan salah fiksinya Om RG, gak ada yang bunuh fiksi sebab fiksi itu tidak bisa dibunuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline