Lihat ke Halaman Asli

Old Imp

Penyeimbang

Persaingan Ahok dan RK Baru Dimulai

Diperbarui: 1 Maret 2016   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanggal 29 Februari kemarin terjadi 2 peristiwa besar bagi warga Jakarta (dan Bandung juga tentunya). Yang pertama pernyataan mundurnya RK dari bursa balon DKI dan kedua berakhir pula masa kejayaan salah satu Godfather of the mating creek, Kalijodo rata dengan tanah. Sebelumnya beredar "pancingan" Ahok tidak berani nyentuh Kalijodo kecuali dengan tank. Hati-hati dengan kata-katamu kawan, karena di dengar dan di catat sama yang Maha Kuasa. Buktinya doamu dikabulkan. Ahok benaran kirim tank. Tanki air maksudnya untuk nyiram-nyiram supaya tidak tidak berdebu selama pembongkaran.

Dari awal saya anti kampanye hitam karena saya berkeyakinan itu justru merugikan kandidat yang didukung karena rakyat yang semakin pintar sudah muak sejak pilpres kemaren. Terbukti "nyanyian" FH justru membawa Jokowi menjadi RI 1. Kadang terbersit dalam pikiran saya jangan-jangan FH sebenarnya pendukung Jokowi yang sedang melakukan undercover di partai dakwah. Hmm siapa tahu, ini politik bung! Dan sangat mungkin strategi ini dipakai dalam pilgub DKI kali ini. Terbukti sudah ada beberapa "pendukung ahok" yang agak "aneh".

Kita perlu apresiasi RK kali ini karena keputusan yang bijak. Banyak yang menuduh RK plin-plan sehingga kehilangan momentum. Akibatnya elektabilitas kian tertinggal dari Ahok. Boleh-boleh saja berkesimpulan begitu tapi menurut survey terakhir naiknya elektabikitas Ahok di musim hujan ini adalah karena Jakarta tidak lagi tenggelam seperti tahun-tahun lalu. Banjir memang masih ada tapi lebih cepat surutnya. Ini bukti nyata buah dari hasil kerja keras yang konsisten sejak jaman Jokowi dan dilanjutkan oleh Ahok. Suatu prestasi yang akan dibantah habis-habisan oleh lawan Ahok entah dengan alasan apa lagi.

RK dengan latar belakang arsitek tentu sangat mengerti bahwa rancangan sebagus apapun jika tidak diawali dengan fondasi kuat semuanya akan sia-sia. RK tidak mau melakukan kesalahan "menarik benih untuk mempercepat pertumbuhan" yang ada malah layu sebelum waktunya. Kemunduran dari bursa ini harus dibaca sebagai persiapan membangun fondasi yang lebih kokoh untuk jenjang karir politik selanjutnya. Dan fondasi yang paling kokoh adalah track record. Track record bukan sesuatu yang bisa di karbid, itu pencitraan namanya. Karena itu RK memang tepat jika memilik tetap di Bandung sambil membangun track record.

Apakah persaingan Ahok dan RK selesai? Nanti dulu, justru ini baru mulai! Hanya saja kini Ahok dan RK bersaing dengan cara berbeda. Ahok harus berjuang lebih keras mengatasi persoalan di Jakarta dan RK juga berjuang merealisasikan janji-janjinya kepada warga Bandung. Biarlah masing-masing warga menilai siapa yang lebih berprestasi nantinya. Bila keduanya sama-sama berhasil sangat mungkin akan bertemu lagi head to head nanti. Bila saat itu tiba nanti Ahok akan mendapatkan saingan yang jauh lebih berat lagi.

Buat para pendukung RK dan Ahok, sudah tidak usah berdebat siapa takut sama siapa karena sesunggahnya tidak ada yang perlu ditakutkan jika tujuannya adalah demi kebaikan bersama dalam membangun Jakarta, Bandung dan Indonesia pada akhirnya. Kalau sudah begitu yang menang ya kita semua. Terus yang kalah siapa dong? Ya sudah pasti para penyesat dan pasukan walking deadnya lah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline