Lihat ke Halaman Asli

Old Imp

Penyeimbang

Ahok, Kang Emil, Risma Bagaikan Bulldozer, Arsitek dan Taman Kota

Diperbarui: 16 Februari 2016   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam tulisan saya "Jangan menghina Ahok dan Emil" di sini saya sudah membahas calon penentang Ahok di PikGub 2017 berdasarkan kelompok. Dalam tulisan ini saya akan membahas lebih jauh tapi hanya fokus di kelompok kedua saja. Mengapa? Karena kelompok 2 inilah pilihan paling logis. Kelompok pertama sudah jelas motivasinya: memanfaatkan Jakarta sebagai batu loncatan untuk RI 1 di 2019 nanti. Sedangkan kelompok 3 ya hanya jadi badut politik saja. Lumayanlah buat hiburan gratis.

Di kelompok 2 ini berisi putra-putri daerah terbaik yang dinilai sukses memimpin daerah nya masing-masing. Dari beberapa nama yang paling ngetop tentulah Ridwan Kamil dan Risma walaupun dua-duanya belum resmi menyatakan maju.

Saya adalah pendukung semuanya. Jadi kalau sampai ketiga nama itu bertarung di DKI1 bagi saya OK OK saja. Hanya sayang saja karena 2 alasan berikut

1. Ahok walau belum sepenuhnya berhasil tapi sudah mengawali dengan baik. Program-programnya mulai menampakkan hasil nyata, sayang jika diganti ditengah jalan. Masalah-masalah mendasar seperti transportasi dan banjir memang tidak bisa langsung. Selain itu sebagai pembuka jalan memang diperlukan karakter bulldozer seperti Ahok. Seperti yang sering diakui Ahok sendiri Jakarta tidak hanya perlu Otak tapi Otot. Nah Ahok sudah teruji ototnya. Itu yang saya belum lihat dari Kang Emil. Mungkin Risma yang lebih kelihatan Ototnya hehehe..
Jadi lebih baik biarkan Ahok membuldozer Jakarta 5 tahun lagi hingga tanah garapan siap dibangun Kang Emil yang berlatar belakang arsitek atau Bu Risma dengan pengalaman tata kotanya. Artinya Kang Emil dan Risma maju nanti di 2022 lebih cocok hehehe...

2. Baik Kang Emil maupun Risma masih dibutuhkan di daerahnya dan tersedia kesempatan karir politik lebih tinggi di masing-masing daerah, yakni RK sangat mungkin jadi JB1 dan Risma JT1. Mengapa tidak? Mengapa buru-buru diterjunkan di DKI. Lain halnya kalau Ahok tidak maju. Maka saya akan sepenuhnya dukung salah satu.

Sekali lagi saya bukan takut Kang Emil dan atau Risma maju. Buat saya kekuasaan adalah milik Tuhan dan kepada siapa dititipkan amanah adalah sepenuhnya hakNya. Jika memang Ahok nantinya berhadapan dengan Kang Emil dan/atau Risma maka bandingkanlah track record dan pretasinya. Bagi pendukung masing-masing calon, ayo kampanye dengan memberikan data-data prestasi yang dicapai. Terus terang Ahok memang lebih diuntungkan karena selain sebagai petahana beliau juga piawai membuat kontroversi. Belum lagi DKI mendapatkan perhatian media jauh lebih besar dari Bandung maupun Surabaya. Karena itu pendukung Kang Emil dan Risma harus lebih giat lagi mempromosikan hasil kerja nyatanya. Ayo tuliskan di Kompasiana!

Buat seluruh pendukung siapapun, jangan sekali-kali terpancing untuk menjelek-jelekan calon lain alias kampanye hitam. Saya yakin itu akan berbalik arah malah merugikan calon yang didukung. Yang membela pun jangan lebay sehingga kebablasan, karena akan membuat terpecah nya rakyat seperti yang terjadi di Pilpres yang lalu yang terbawa hingga sekarang. Ingatlah musuh kita bersama bukan pro Ahok, pro Emil atau pri Risma. Bukan pula Pro Jokowi atau Pro Prabowo, tetapi musuh kita sesungguhnya adalah korupsi, kemiskinan, kebodohan, dan isu SARA. Mau Ahok, Emil atau Risma siapapun yang konsisten melawan korupsi dan memajukan DKI pasti didukung.

Salam Persatuan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline