Lihat ke Halaman Asli

Laila

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Laila, aku merindukanmu sebagaimana aku menunggui ruang gelap yang hening, ketika bunyi yang terdengar hanyalah dengkuran orang-orang tidur, juga igauan pilu mereka. Sungguh kasihan, Laila, gelap yang sepi ini adalah tempatku bercinta dan bermain bersama waktu. Hanya dengan waktu aku bermain, karena ruang seperti berkhianat pada setiap umat yang bermunajat.

Aku terbang. Iya, terbang. Laila, sungguh terbang. Aku seperti layang-layang dan kau yang menarikku agar aku membumbung bersama waktu, bukan angin.

Laila, kau adalah senyap tempatku memuja dan menanti cahaya. Kehadiranmu kurindu dan kepergianmu kusendu. Namun, Laila, cintaku pada cahaya selalu hadir ketika kau hadir. Wahai cahaya, apakah kau adalah gelap yang memudarkan diri sendiri dan menjelma menjadi warna yang bersahaja rupa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline