Lihat ke Halaman Asli

M Abd Rahim

Guru/Dai

Setelah Senja Menyapa

Diperbarui: 11 Maret 2023   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri/diolah dengan canva.com

Setelah Senja Menyapa

Oleh: M. Abd. Rahim

***

Panas mentari tak sepanas hati, yang telah terlukai. Panas yang membara meleleh air mata, gundah lebih gulana.

Pepohonan yang hijau, terhembus oleh Bayu tak bisa mengalahkan debaran luka yang sudah menyala 

Mentari telah benar-benar  di atas kepala, panasnya memuncak menembus jiwa. Seluruh anggota tubuh berhenti; melupa

Kebaikan-kebaikan yang dulu tertanam, mulai sirna. Tinggal kenangan yang menyisakan air susu terbalas air tuba.

***

Pengorbanan; waktu, tenaga, pikiran berubah menjelma buih lautan yang memanas tiada harga

Masa kecil yang penuh keindahan; keceriaan di dalam setiap perkumpulan keluarga, kini penuh kekosongan nan hampa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline