Lihat ke Halaman Asli

M Abd Rahim

Guru/Dai

Badai Cinta Melukai Jiwa

Diperbarui: 1 Desember 2022   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri/diolah dengan canva.com

Badai Cinta Melukai Jiwa

Oleh: M. Abd. Rahim

***

Saat pulang dari rumah Irine, Aku lemah lunglai. Dadaku sesak, mataku nanar. Di perjalanan pulang melawati lorong-lorong sepi. Aku berusaha melawan malam yang kian sunyi menyayat hati. Aku terluka karena cinta, cinta yang tidak direstui oleh orang tua.

"Dit, kenapa?" Tanya ibuku

"Apa ada masalah dengan Irine?"

Aku diam, 

"Aku harus melewati ini semua dengan lapang dada. Aku harus ikhlas menerima kenyataan. Cinta boleh putus di jalan, tapi sekolahku jangan. Aku harus semangat tanpa cinta, aku harus sukses tanpa dia!" Kataku dalam hati

Badai Cinta ini, melemahkan jiwaku. Memporakpondakan jiwa, cita-cita dan harapanku. 

"Apakah aku harus meninggalkan dunia remajaku, meninggalkan kupu-kupu indah menghiasi taman hati. Sungguh, sayap-sayapku telah putus, ingin terbang di angkasa cinta dan cita yang lebih tinggi, tapi tubuhku lemah lunglai"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline