Tidak seperti biasa Alif pergi ke sekolah yang biasanya ia mengendarai motor putih mionya, tapi hari ini ia berjalan kaki. Ia berangkat dari tempat istirahatnya, memakai pakaian seadanya dan membaca basmalah dan melangkahkan kakinya yang pegal karena kecapean waktu menanjaki gunung bromo di hari sebelumnya, menuju jalan raya untuk menunggu bis angkutan yang mengarah tujuan Pasar turi Surabaya. Dari Bis tujuan tersebut ia bisa melewati sekolah yang ia ajar.
Tapi di pagi itu ia tidak mendapati Bis yang ia maksud. Menunggu dan menunggu, bersama menahan lapar dan hausnya dia hanya melihat Len Kuning yang menuju ke Terminal Joyoboyo, tempat yang masih jauh dimana ia mengajar. Pagi mulai merangkak dan mentari mulai menciptakan cahaya panasnya, lalu ia putuskan untuk menaiki Len Kuning tersebut.
"Pak turun ke Taspen!" katanya pada sopir sambil masuk mobil kuning tersebut.
Ia dapati di dalam mobil tersebut hanya ada dua penumpang dan tiga dirinya. Memang Alif menunggu sejak tadi pagi, mobil Len selalu penuh dengan penumpang. Maka dari itu Alif mencari len yang kosong. Dari mobil yang ia dapati, ia selamat dari desakan, ia niatkan untuk menambah ongkos si Sopir dari len-len yang lain.
Setelah berada di dalam mobil ia putuskan setelah sampai terminal Joyoboyo untuk ngelen lagi, tapi mobil belum sampai tujuan belok arah, dan ia pun memutuskan untuk turun. Dia melihat tulisan yang tertempel di depannya "Pencet Bel bila turun". Dan ia pun melihat bel yang berada di atasnya.
"Ngiri pak ...!" sambil memencet tombol tersebut
Dari sinilah ia harus berjalan lagi menuju ke tempat mobil yang melaju kearah Pasar turi yang melewati taspen, karena di Taspen itulah jalan atau gang menuju sekolahnya. Bersama terik mentari dan hati sabar yang dibawanya ia memperoleh Bis tersebut. Di dalam Bis tersebut ia berdiri dan menikmati udara yang berhembus masuk ke kendaraan tersebut. Sepuluh menit kemudian ia turun dan jalan lagi menuju masjid, dimana sepeda putih mionya ia titipkan ke ayahnya. Sampai masjid tersebut ia menyalami ayahnya dan si ayah memberikan kunci dan STNK-nya dan langsung salaman, menaiki sepedanya menuju sekolahnya, dengan memakai jelana jeans.
Sesampai Sekolah
"Maaf Bu saya terlambat..." katanya dihadapan kepala sekolah
"Tidak apa-apa?" Jawabnya sambil tersenyum