Lihat ke Halaman Asli

M Abd Rahim

Guru/Dai

Pelayanan Indah Rumah Sakit Islam (RSI) Sakinah

Diperbarui: 12 Juni 2022   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Malam tadi setelah isya' kami sampai Rumah Sakit Islam (RSI) Sakinah Mojokerto, memeriksakan Hafizah karena tiga hari sebelumnya muntah, panas dan diare. Aku, Istri, Hafizah dan ditemani Nenek, naik GoCar menuju IGD dengan biaya Gopaylater 24.000. Kurang lebih perjalanan 15 menit kami sampai tempat tujuan.

Dokpri

Sampai IGD, kami disambut ramah oleh scurity dan dipersilahkan masuk. Saya langsung menemui suster menginformasikan keadaan Hafizah. Aku menuju ke tempat pendaftaran, Nenek, Mama dan Hafizah menunggu di tempat yang disediakan. Beberapa menit kemudian Hafizah diambil sampel darahnya untuk ceklab. Hafizah tidak mau dibaringkan, dipaksa tangisnya tambah menukik. Mama dan neneknya kuwalahan. Dibantu dua petugas perawat laki-laki juga belum bisa dibaringkan akhirnya Hafizah digedong, dibalut tubuhnya dengan selimut hijau. Walau tangisnya belum berhenti namun perawat berhasil mengambil sampel darahnya.

Aku masih di tempat pendaftaran dan berhasil melewati antrian, dan mengisi formulir kesediaan rawat inap. Di map rekam medis tersebut tertuliskan WH 2A, artinya Hafizah dirawat di ruang Wahid Hasyim No kamar 2A.

Dokpri

Hafizah dan mamanya duduk di kursi roda dan diantarkan oleh perawat. Inginnya sih aku yang dorong, "Biar saya saja pak yang ngantar ke kamarnya" Saran perawat dengan sopan. Aku mundur dan mengikuti perawat tersebut menuju kamar inap. Begitu juga Kaik dan om Sultan ikut mengekor di belakangnya.

Sampai kamar WH 2A, Hafizah dipindah mamanya di kasur, aku juga memindahkan tabung infus ke tiangnya. "Terimakasih banyak ya dok, kataku dokternya tersenyum lebar kemudian meninggalkan ruang baru kami.

Menikmati malam bersama keluarga kecil 

Setelah Kaik, Nenek dan Om Sultan pulang tinggal kami bertiga. Hafizah tidur pulas dan lega setelah nangis histeris mengajak pulang dan ingin menarik selang infus yang menempel di tangan kirinya.

Kami berdua menata ruang untuk istirahat, tas bawaan kami taruh di lemari yang telah di sediakan. Nenek pulang  dengan beberapa pesan dengan barang-barang atau perlengkapan yang kurang. Aku ikut keluar mengantar nenek pulang, Kaik dan Om Sultan sudah menunggu diparkiran. Mereka jalan pulang, aku menuju Indomaret membeli roti dan minuman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline