Lihat ke Halaman Asli

Maarif SN

Setia Mendidik Generasi Bangsa

Motogp Sebagai Topik IPS

Diperbarui: 19 Juni 2024   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu produk pabrikan peserta Motogp yang sedang mengalami kendala teknis. (Sumber gambar: Koleksi pribadi)

Pada tulisan yang lalu pembahasannya baru sampai konsep Interaksi Wilayah, yang merupakan bagian dari materi ilmu Geografi.

Interaksi wilayah atau hubungan timbal balik antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, dapat terjadi karena adanya perbedaan potensi. 

Perbedaan potensi itu merupakan akibat dari perbedaan kondisi alam (fisik) dan kondisi penduduk (sosial budaya). 

Salah satu alasan mengapa gelaran motogp dilaksanakan di berbagai negara di benua yang berbeda juga didasarkan pada perbedaan kondisi alam dan kondisi penduduk. 

Tujuannya antara lain agar gelaran motogp itu tidak monoton sehingga bisa lebih menarik untuk diikuti oleh para peserta dan ditonton oleh lebih banyak orang. Dengan digelar di banyak negara, maka para penggemar motogp di setiap negara memiliki kesempatan untuk menonton secara langsung di sirkuit, selain dengan menonton tayangan siaran langsung melalui televisi maupun live streaming di internet.

Perbedaan kondisi alam akan mempengaruhi kondisi trek atau sirkuitnya. Baik kondisi lintasannya (jalur balapnya), yang dipengaruhi oleh landsekap atau bentang alamnya (geomorfologi),  maupun kondisi udaranya (cuaca dan iklim). Setiap tim (dan tentu saja penyelenggaranya/panitia, memiliki personel yang memiliki pengetahuan/kompetensi di bidang Meteorologi dan Geofisika, salah satu cabang Geografi Fisik yang mempelajari tentang fenomena atmosfer seperti suhu/temperatur udara, tekanan udara, hujan, awan, petir, kelembaban udara, dan sebagianya.

Variasi kondisi sirkuit tersebut akan mempengaruhi  settingan motor setiap tim pesertanya agar mesinnya bisa bekerja dengan maksimal sehingga bisa menang dalam balapan. Ada motor yang unggul jika trek banyak lintasan lurusnya, seperti di Sirkuit Brno (Austria, di ropa), ada yang unggul jika lintasannya banyak tikungan, seperti di Mugello (Italia) atau Catalunia (Spanyol). 

Atau, ada motor yang bagus jika jika cuacanya panas menyengat seperti di Sepang (Malaysia) dan Mandalika (Indonesia), dan ada yang unggul jika cuacanya dingin atau basah (hujan), seperti yang sering terjadi ketika digelar pada Bulan basah (Oktober s.d April di sirkuit Motegi, Jepang) dan Assen (Belanda), serta Sachsenring (Jerman). 

Begitulah contoh bagaimana faktor Geografis mempengaruhi dunia olahraga balap motor (Motogp) sehingga tujuan-tujuan penyelenggaran even tersebut dapat tercapai. dengan variasi tersebut, persaingan antar peserta (pembalap dan tim) jadi seimbang, karena masing-masing tim dan pembalap bisa memaksimalkan keunggulannya agar di akhir kejuaraan dapat mengumpulkan poin terbanyak dan berhak menyandang status juara dunia. 

Berikutnya kita bahas berdasarkan kajian/sudut pandang aspek Sejarah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline