Lihat ke Halaman Asli

Maarif SN

Setia Mendidik Generasi Bangsa

GP: Guru Rasa Buzzer?

Diperbarui: 22 Desember 2022   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

...targetnya 2024 semua sekolah sudah menjadi Sekolah Penggerak dan semua guru adalah Guru Penggerak. 

Program Guru Penggerak, mulai digulirkan 2019, saya termasuk pendaftar di gelombang pertama. Saat itu lebih karena dorongan dari pimpinan dengan beberapa pertimbangan yang salah satu di antaranya kebiasaan bekerja secara daring. Namun karena satu dan lain hal, saya tidak lolos menjadi CGP angkatan pertama. 

Meskipun tidak lolos, informasi seputar proses seleksi itu tak pernah ketinggalan. Bahkan sampai proses pendidikan yang memakan waktu 9 bulan itu sering sekali saya ikuti perkembangannya, termasuk materi-materi yang dipelajari. 

Mengapa saya lakukan itu bukan karena kegagalan dalam seleksi dan ngebetnya jadi GP, sama sekali tidak. Saya hanya ingin tahu apa dan bagaimana proses persiapan dan arah peningkatan kualitas pendidikan melalui PGP itu. 

Beberapa kali saya sampai ikut webinar bersama para nara sumber dari kemdikbud, termasuk yang paling saya ingat ketika narasumbernya juga salah satu penggagas atau konseptor PGP, yaitu Dr. Eni Kuswati. Beliau juga seorang guru yang menjadi dosen serta merupakan pendiri organisasi guru IPS yang lingkupnya nasional, yaitu Forum Komunikasi Guru IPS Indonesia (Fogipsi).

Waktu itu disampaikan bahwa targetnya 2024 semua sekolah sudah menjadi Sekolah Penggerak dan (berarti) semua guru adalah Guru Penggerak. 

Informasi ini menambah motivasi saya sering mengikuti, atau lebih tepatnya mencuri dengar, kegiatan dan materi yang dipelajari oleh para CGP. Mengapa? Karena cepat atau lambat semua guru harus mengikuti pelatihan itu, mengingat bahwa ke depannya SEMUA GURU ADALAH PENGGERAK. 

Konsepnya jelas sangat bagus, dan memang selama ini juga sudah berjalan bahwa banyak guru-guru yang di tengah masyarakat memiliki peran yang menonjol dan menggerakkan kegiatan-kegiatan masyarakat. Program ini "hanya" meningkatkan apa yang sudah berjalan.

Sudah hal umum bahwa setiap kebaikan akan selalu mendapat gangguan, alias ujian. Ujian tak hanya dalam bentuk penentangan atau kontra terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan, bisa juga dalam bentuk penyusupan atau penunggangan oleh pihak-pihak tertentu, sehingga kemudian bisa sedikit menambahkan dan besarnya bisa membelokkan atau menyimpangkan arah dan tujuan awal. 

Ini bukan tuduhan, hanya sedikit pandangan yang bisa salah dan bisa juga tidak. Jadi, mohon maaf sebelumnya apabila menyinggung pihak-pihak yang tersebut dalam tulisan.

Agustus 2019, pandemi mulai menyebar merambah ke daerah-daerah. Imbasnya juga mempengaruhi pola pelatihan, yang sejak awal memang sudah direncanakan kombinasi daring dan luring, karena pandemi menjadi full daring. 

Euphoria teknologi pembelajaran (daring) menjangkiti dunia pendidikan, terjadi booming aplikasi-aplikasi pembelajaran  yang sejak awal memang sudah mulai mulai menggeliat. Beberapa aplikasi dari pengembang besar mendominasi, bahkan menjadi aplikasi "wajib" , yang harus dikuasai oleh para guru dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline