Pesta komunitas Indonesia Community Day (ICD) 2018 baru saja usai digelar di Taman Krida Budaya, Kota Malang. Event yang diselenggarakan pada 5 Agustus 2018 itu diikuti oleh 24 komunitas (24 booth) dari seluruh Indonesia. Mayoritas peserta berasal dari komunitas Malang Raya.
Dari jumlah itu, empat booth berasal dari komunitas Kompasiana, yaitu: RTC (Rumpies the Club), Ladiesiana, Koteka dan Kutu Buku, dan Bolang selaku "tuan rumah". Selamat buat K-JOG (Kompasiana Jogja) yang mendapatkan award sebagai Best Kompasiana Community 2018.
Manfaatkan Program Afiliasi Komunitas
Di penghujung acara ICD 2018, diluncurkan secara resmi program COMMA (Community Affiliation). Acara launching ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Nurulloh, Chief Operating Officer (COO) Kompasiana, Jakarta.
Bahwa ribuan komunitas tumbuh di Indonesia, termasuk di Malang, seperti komunitas peduli pendidikan (Akar Tuli), komunitas reka ulang sejarah (Reenactor), komunitas peduli perfilman lokal (Kine Club UMM), dan masih banyak lagi. Namun bagaimana komunitas-komunitas itu mampu hidup berkelanjutan?
"Kita percaya, kita tidak bisa menolong orang lain, kecuali kita bisa menolong diri sendiri. Jadi, secara finansial kita harus sustain. Maka kita coba memberdayakan bareng-bareng teman-teman komunitas" lewat Community Affiliation, demikian tutur sang pemandu acara launching program COMMA di event ICD 2018 (5/8/2015).
Apa program Community Affiliation itu?
COMMA (Community Affiliation) adalah program kerjasama komunitas dengan pihak ketiga (sponsor) dalam penyelenggaraan kegiatan (campaign), demikian penjelasan COO Kompasiana, Nurulloh, di ajang ICD 2018.
"Program COMMA atau afiliasi komunitas merupakan program yang mempertemukan antara komunitas dengan sponsor dalam melakukan kegiatan-kegiatan atau campaign yang sifatnya profesional. Artinya kita (Kompasiana, pen) menjembatani antara kebutuhan komunitas dengan kebutuhan pihak ketiga", tambahnya.
Nah, kini saatnya komunitas-komunitas mengajukan gagasan lewat program Comma Kompasiana. Caranya bisa diakses di sini (microsite COMMA).
Bukankah kota Malang adalah kota pendidikan, wisata dan jasa? Sekitar 60-an perguruan tinggi ada di kota dingin ini. Banyak konten menarik yang bisa ditulis atau dibuat film mini, misalnya tema Malang Heritage, human interest, kearifan lokal, dan lain sebagainya.
Hemat saya, Walikota Malang tentu berkepentingan terhadap kehadiran mereka untuk kemajuan daerahnya. Jadi, komunitas-komunitas itu patut difasilitasi, bukan?
Secuil Pengalaman Kelola Komunitas
Sebagai bagian dari komunitas Bolang, saya merasakan bahwa mengelola komunitas itu tidak mudah: butuh waktu, pikiran, tenaga dan sumber daya pendukung.