Para peserta didik berdatangan sejak sebelum pukul 07.00 Wib memasuki pintu gerbang sekolah pemenang Green School Festival 2016. Sekolah ini beralamatkan di Jl. Piranha Atas No. 135, Tunjungsekar, Kota Malang. Mereka datang ke SMP Islam Sabilillah itu untuk mengikuti babak penyisihan Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) 2016.
Setiap peserta tidak dipungut biaya, kecuali mengisi kotak sedekah yang disebut “Keropak Seikhlasnya”. Anak-anak dan orang tua siswa memasukkan amplop tertutup berisi uang seikhlasnya ke dalam Keropak sebelum mengikuti kompetisi. Ada 25 butir soal KMNR yang harus peserta kerjakan. Bagi mereka yang lolos, berhak mengikuti kompetisi lanjutan hingga ke level internasional.
Beruntung, anak kami yang duduk di kelas V MIN Malang I, berkesempatan mengikuti KMNR ke-12, setelah mengikuti babak seleksi KMNR antar kelas di sekolahnya. Sebab, selama ini soal-soal Matematika Nalar Realistik (MNR) hanya dinikmati oleh peserta olimpiade saja. MNR merupakan dasar-dasar matematika yang diujikan di olimpiade, seperti ajang International Mathematic Contest (IMC).
Berikut hasil pantauan saya di lokasi tentang tiga keunikan penyelenggaraan Babak Penyisihan KMNR 2016 Tingkat Malang Raya yang berlangsung pada hari Minggu lalu (4/12).
Pertama, Keunikan Tempat Kompetisi
Sejak pertama kali digelar sejak tahun 2006, KMNR secara nasional telah menggelar 12 kali kompetisi. Pada 29 September lalu, lebih dari 250 ribu siswa se Indonesia mengikuti uji pra KMNR (Republika, 29/9).
Ajang KMNR 2016 untuk wilayah Jawa Timur Cabang Malang Raya, diselenggarakan di SMP Sabillah, Malang. Di setiap depan ruang kelasnya terdapat aneka tanaman bunga, semacam kebun mini sekolah.
Bangunan sekolah itu bertingkat dua, menyatu dengan kebun sekolah, kantin sekolah, dan masjid dengan halaman tepat berada di tengah areal bangunan. Di samping kiri bangunan sekolah, terdapat lanskap persawahan dengan tanaman padi yang bulir-bulirnya tampak menguning. Sementara di samping kanannya, merupakan hunian penduduk.
Di halaman sekolah, berjajar pepohonan kelapa sawit yang batangnya ditumbuhi tanaman bunga jenis paku-pakuan, seperti Simbar Menjangan,Kadaka dan sejenisnya. Berbeda dengan benalu, tanaman jenis epifit ini meskipun hidup di pohon lain namun tidak mengganggu pohon inang yang ditempelinya. Simbar Menjangan mampu menyediakan makanan untuk dirinya sendiri.
Sambil menunggui anak-anaknya yang sedang mengikuti seleksi KMNR ke-12, para orang tua duduk-duduk di luar kelas, di bawah pepohon, lesehan di masjid, atau duduk-duduk di kantin sembari menikmati makanan ringan.
Keunikan lainnya, salah satu siswa yang berasal dari sekolah tempat diselenggarakannya KMNR kali ini, berhasil menyabet Medali Bronze pada ajang International Mathematic Contest (IMC) di Singapura 2015.