Lihat ke Halaman Asli

Mas Yunus

TERVERIFIKASI

Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Merajut Asa Bersama Komunitas Bolang di Camilo

Diperbarui: 1 November 2016   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen indah bersama Bolang di Cafe Camilo, Joyo Agung, Malang/Dok. Pribadi

Terbersit kabar tentatif, Desember 2016 hendak dilangsungkan Kompasianival untuk seluruh komunitas Kompasiana. Bolang berusaha merespon dengan menyiapkan Kaledeoskop dalam bentuk buku dan cerpen guna menyambut acara itu, sekaligus membahas agenda internal komunitas. Gayung bersambut. Bolang sepakat jalan-jalan sore ke tempat alami, menuju Camilo, pada Minggu (30/10).

Akses masuk menuju area dalam Camilo Colours and Garden di Joyo Agung, Malang/Dok. Pribadi

Donn Carr pernah bilang, “People work for people – they do not work for businesses”. Orang bekerja untuk orang, bukan bekerja untuk bisnis". Bagi Komunitas Bolang, jalan-jalan adalah salah satu solusi merekatkan hubungan komunitas, di sela-sela kesibukan masing-masing anggota. Begitu teman-teman sepakat, Yes! Kami berangkat menuju sebuah tempat di tengah pekarangan pepohonan jati.

Para pelanggan saat berada di dalam Cafe Camilo, Malang/Dok. Pribadi

Para pelanggan berada di area dalam Cafe Camilo/Dok. Pribadi

Tempat itu dilengkapi dengan meja duduk beratapkan payung warna warni. Itulah Café Camilo,tempat nogkrong unik yang berlokasi di Jl. Joyo Agung, Merjosari, Kota Malang. Kami memakai kaos Bolang berlogo “Kompasiana”. Anggap saja, itu bagian dari ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun Kompasiana ke-8 pada tahun ini. Happy Birthday K!

Moment Indah Sebelum Menuju Lokasi Taman Kafe Camilo

Sabtu, 29 Oktober 2016. Mengalirlah gagasan sederhana tapi penuh makna. “Selamat Mas, nunggu ditraktir dengan sabar, hihihi :). Begitu mula colekan Mas Pairun Adi via Facebook (Fb) di group Bolang pada saya, seraya menunjukkan info pengumuman Kompasiana di event ini. Terima kasih, saya baru tahu, tunggu tanggal mainnya, jawabku, hehe :).

Sementara itu, Mbak Rara memposting gambar via Group WhatsApp (WA), “ini loh tempat nongkrong selain Cokelat Klasik”. Mbak Fikri merespon, “Oooo iya, iki baru”. Iya baru, lebih romantis, wkwk, timpal Mbak Rara. Begitu tulisan asli yang saya kutip dari group WA Bolang.

Mbak Rara dan Mbak Fikri, menyebut tempat ini (Camilo) romantis/Dok. Group WA Bolang

Sengaja bagian ini sedikit saya tulis agak panjang. Ini soal konteks, biar berkesan hidup apa adanya. Mau bagaimana lagi, kami berada di tengah karakter komunitas yang cair, bukan wartawan profesional, bukan buzzer, juga bukan blogger goody bag, hehe. Anggap saja ini ilustrasi Bolang dengan meminjam slogan Pepnews.id bermotto “Tidak Penting, Tapi Perlu”. #Eaaa.

Colekan Mas Pairun pada saya itu sebenarnya tak ada hubungannya dengan percakapan kedua mudi-mudi di atas, karena pembicaraan dilakukan di lini medsos yang berbeda. Tak disangka, gayung bersambut. Mas Hery, Mbak Desy, Mbak Erent, dkk discuss lebih lanjut via group WA.

Teringat kalimat Donn Carr di atas, lalu saya ikut nimbrung di WA seraya berkata, “Puncak keindahannya di petang hari ya? Asyik juga, asal kebagian tempat”, celetuk saya.

Nah itu masalahnya, tambah Mbak Desy”. OK. Kalau begitu, saya setuju. "Yuk, sekalian bikin vidoe profil Bolang, pakai kaos seragam”. Mas Pairun Adi cepat meimplai, “Siap 86”. Wkwkw.

Kopdar di Cafe Camilo, Joyo Agung, Malang/Dok. Pribai

Minggu sore (30/10) pukul 15.30 Wib berkumpul di rumah saya. Lokasinya sekira 1,5 km dari Malang Town Square (Matos). Mas Hery datang duluan, disusul Mas Pairun Adi yang datang dari Songgoriti. Setelah semua lengkap, pasukan Bolang berangkat ke tempat tujuan. Ada sembilan orang yang sempat hadir di Café Camilo.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline