Lihat ke Halaman Asli

Mas Yunus

TERVERIFIKASI

Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Jalan-Jalan ke Taman Kota Wisata Batu

Diperbarui: 3 Januari 2016   00:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Alun Alun Kota Wisata Batu/Dok. Pribadi"][/caption]

Selagi masih liburan, jalan-jalan bersama keluarga ke ruang publik yang nyaman tak jauh dari rumah, sungguh menyenangkan. Berlibur, tak harus pergi jauh ke luar negeri dan menginap di hotel mewah. Pesona wisata Nusantara tak kalah menariknya. Bahkan, kota-kota di negeri kita dewasa ini sudah mulai berbenah, membangun "Kota Cerdas" dengan jargon "Ruang Publik Ramah Untuk Semua".

Hari itu, Jumat awal Januari 2016, seperti halnya saya, banyak pengunjung menikmati hari libur dengan pergi ke taman kota bersama keluarga. Sekelompok anak-anak terlihat sedang asyik bermain air mancur pada pagi hari itu, sekitar pukul 09.30 Wib. Airnya muncul dari permukaan tanah, menari-menari di antara mereka yang sedang bermain air di salah satu sudut taman. Pasca dilakukan face off, taman kota dingin itu tampak kian cantik. Taman itu, tak lain adalah Alun Alun Kota Wisata Batu, berlokasi di Jalan Diponegoro, Kota Batu, Jawa Timur.

[caption caption="Anak Anak sedang bermain air mancur yang menyembul ke permukaan/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Shining Batu, Area Bermain Air & Taman Plorotan

Begitu masuk melalui pintu taman sebelah timur, Anda akan menyaksikan logo indah bertuliskan “Alun-Alun Kota Wisata Batu”, dengan latar kolam air mancur yang indah. Di salah satu sudut taman, terdapat ikon bertuliskan “Shining Batu”, diletakkan di ujung paling atas sebuah bangunan cantik beratapkan bahan tembus pandang. Di area ini, para remaja dan pasangan muda tak segan-segan mengambil gambar untuk kenang-kenangan.

[caption caption="Monumen indah bertuliskan "Shining Batu" di ujungnya/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Di pojok timur-utara, tersedia ruang bebas akses bagi anak-anak untuk bermain air. Tampak airnya menari-nari, muncul-tenggelam dari lubang kecil dari dalam tanah. Alasnya terbuat dari lantai semen berwarna cream cerah, dipadu dengan batu-batuan kecil berwarna hitam, bermotif bulatan-bulatan indah. Terdapat lebih dari 10 bulatan. Tepat di tengah-tengah setiap bulatan berdiameter sekitar 1 meter itu, menyemprotlah air mancur dari dalam lubang dan menari-menari dengan pola vertikal. Luas area bermain ini sekitar 200 meter persegi. Desainnya membentuk angka 8 (delapan), dihiasi dengan anekan tanaman hidup di kanan kirinya.

[caption caption="Taman nan cantik mengitari area bermain air mancur anak-anak/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Lantainya dibuat sedikit agak kasar. Tujuannya mungkin agar tidak licin, sehingga tidak membahayakan anak-anak saat asyik bermain. Ketika sedang asyik bermain air, si anak acapkali sulit diajak segera pulang. Dia seolah sudah menyatu dengan dunia air sambil menikmati lirik lagu Joshua kecil: “diobok-obok airnya diobok-obok….” Bedanya, mereka bermain air di tengah taman, bukan dalam bak mandi seperti di rumah. Dunia air identik dengan dunia bermain anak. Mereka pada umumnya menyukainya. 

Sementara di salah satu sudut taman lainnya, di pojok arah tenggara, sekelompok anak-anak terlihat riang gembira. Mereka asyik bermain plorotan, naik turun  tangga, keluar masuk melewati mulut pipa mainan. Mereka asyik bermain dan berceloteh, sementara orang tuanya mengawasinya dari tepi taman. Area permainan itu cukup luas, diletakkan di bawah pohon rindang. Sambil mengawasi, sesekali ibu-ibu di sana mendekati anaknya yang masih kecil, untuk sekedar membantu anaknya menaiki tangga-tangga permainan plorotan.

[caption caption="Area bermain plorotan, bebas diakses publik/Dok. Pribadi"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline