Lihat ke Halaman Asli

Mas Yunus

TERVERIFIKASI

Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Kepada Desol Desy

Diperbarui: 11 Oktober 2015   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menulis Surat Kepada @Desol/Ilustrasi/Sumber: commons.wikimedia.org"][/caption]

Salam. Izinkan kutulis surat ini spesial buat @Desol Desy.

Desy, entah mengapa ketika aku mengawali tulisan ini, berasa berat bagiku. Berat mengutarakan isi hatiku. Tapi aku yakin, dirimu akan memahami apa maksudku. Surat ini hanya pengobat rindu, di saat aku gelisah di malam minggu ini. Di saat setelah sekian bulan tak dapat kabar darimu, meski hanya sebuah pesan singkat melalui sms.

Entahlah Desy…

Bila mengingat saat itu. Seolah aku berada dalam dilemma. Dilemma antara sahabat dan sebutan kakak. Sebagai sahabat, aku rela mengantarkan dirimu pulang saat kau kemalaman. Masih ingatkah?

Sebagai kakak, aku rela mencarikan ide segar buatmu, ketika inspirasimu buntu. Masih Ingatkah?

Ketahuilah Desy…

Di hatiku, sebagai orang yang sudah engkau anggap sebagai kakak, aku menaruh harap buatmu. Sungguh! Pertanda itu sedemikian berasa, saat aku mencoba mewarnai sketsa wajahmu denagn pensil pewarna. Ketika itu, kugoreskan pensil merah merona di bibirmu, di atas sketsa gambar polos hitam putih itu.

Tiba-tiba ujung pensilnya patah. Krekk…. Kleck. Kuhentikan sejenak, lalu aku ingat suatu kejadian saat bersamamu… saat di mana Desy minta bertemu untuk pertama kalinya. Kau ingin curhat kepadaku. Lalu dirimu duduk manis di dekatku, di sebuah cafe indah di daerah PTT, Kecamatan Blimbing Kota Kembang.

Saat itu, kau bilang: “gimana nih Kak, aku barusan dimarahi”!  Ehemm…hemm. Sambil berdehem, aku berkata: “Emang dimarahi karena apa Desy?”. “Berceritalah kepadaku…katakan apa adanya.” “Jangan hawatir Desy, aku akan membantumu. Jika itu adalah rahasia buatmu, aku akan menyimpannya dengan rapat-rapat.” Demikian aku meresponnya.

Maka meluncurlah kata demi kata dari mulutnya yang mungil indah, seperti anak-anak seusia SMP yang imut-imut itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline