Lihat ke Halaman Asli

Mas Yunus

TERVERIFIKASI

Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

“Google Doodle”, “Anakmu Bukan Anakmu”dan Hari Anak Nasional

Diperbarui: 24 Juli 2015   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Google Doodle Hari Anak Nasional"][/caption]

Jika hari ini Anda sempat membuka mesin pencari Google di internet, Anda akan menemukan gambar Google Doodle berdesain anak yang sedang bermain “plorotan”, seperti galibnya dunia anak-anak yang ceria di taman bermain anak. Karena hari ini (Kamis, 23/72015) merupakan hari anak nasional (Children’s Day). Peringatan itu dilakukan setiap tanggal 23 Juli, berlaku sejak ada Keputusan Presiden RI No. 44 Tahun 1984 pada 19 Juli 1984. Sebagai bentuk apresiasi, Google, mesin pencari konten terbesar di dunia maya pun turut memeriahkannya dengan menampilkan Google Doodle bergambar anak sedang plorotan.

Peringatan Hari Anak Nasional tahun ini, mengingatkan saya pada pusi Kahlil Gibran yang sangat populer. Baiklah saya kutipkan karya penyair asal Lebanon itu yang bersumber dari www.kumpulan-puisi.com/kahlil-gibran-poetry.php sebagai berikut:

Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dekapan dadanya berkata, Bicaralah pada kami perihal Anak. Dan dia berkata:

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu

dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.

Karya Kahlil Gibran di atas sungguh menyentuh jiwa, menjadi pelajaran berharga buat setiap orang tua, masyarakat, sekolah, dan pemerintah dalam melindungi dan memperhatikan kebutuhan serta pendidikan anak-anak, tak terkecuali pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.

Anak adalah aset masa depan bangsa, investasi sumber daya manusia yang mahal harganya. Hal itu tidak bisa dipungkiri. Namun beberapa waktu lalu, banyak terjadi kasus kekerasan terhadap anak, seperti kasus pembunuhan Angeline di Bali dan penelantaran anak di Cibubur Jawa Barat. Trauma anak yang ditelantarkan oleh orang tua akan terbawa seumur hidup.

Gibran mengingatkan kepada setiap orang dan para pihak yang berkaitan dengan pendidikan anak-anak dengan mengatakan: “anak-anakmu bukanlah anak-anakmu, mereka adalah anak-anak kehidupan… mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu, meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu”. Untaian kata-kata ini menegaskan bahwa “anak bukanlah manusia dewasa dalam ukuran kecil”, demikian salah satu prinsip dalam pendidikan. Artinya, anak memiliki kehidupannya sendiri: emosi, kecerdasan, harapan, cita-cita dan ragam potensi diri yang melekat pada individu sang anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline