Lihat ke Halaman Asli

Dosa Awal

Diperbarui: 16 Maret 2019   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau ditanya apa dosa yang pertama kali dilakukan makhluk terhadap Tuhannya dan siapa makhluk Tuhan tersebut? Jawabnya adalah: dosa yang pertama kali terjadi adalah kesombongan dan pelakunya adalah Iblis.

Peristiwa ini diabadikan Tuhan dalam kitab suci Al-Qur'anul Karim, yaitu pada peristiwa penciptaan Adam sebagai khalifah. Ketika itu iblis dan seluruh malaikat diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam. AS. Seluruh malaikat menuruti perintah tersebut kecuali iblis.
Perbuatan iblis tersebut dilakukan karena adanya perasaan lebih baik dan lebih sempurna dari Adam. Merasa diri lebih, menjadikan iblis tidak mau tunduk atas perintah Allah.

Ketidaktundukan Iblis terhadap perintah Allah karena merasa diri lebih sempurna inilah yang sering kita sebut SOMBONG. Akibat dari kesombongannya tersebut Allah menurunkan laknatnya hingga akhir zaman, pada diri Iblis dan segala keturunannya. Padahal sebelum ada perintah untuk tunduk pada Adam, Iblis adalah sosok yang sangat patuh dan tunduk pada Allah, beliau selalu bertasbih dan memuji Allah.

Kesalahan yang dilakukan Iblis tidak membuat dirinya merasa salah, bahkan ia menantang Allah dengan meminta izin kepada Allah agar ia dapat menggoda Adam dan seluruh keturunannya sampai akhir zaman. Iblis dengan segala daya upayanya akan selalu mengajak manusia untuk keluar dari jalan yang lurus; untuk ingkar kepada Allah.

Ia merasa dendam dan iri kepada Adam dan seluruh keturunannya. Perasaan dendam dan iri adalah buah dari rasa sombong. Tidak akan ada dendam dan iri apabila kesobombongan tidak ada.
Ketidakpatuhan iblis terhadap perintah untuk sujud kepada Adam karena Iblis merasa bahwa dirinya yang diciptakan Allah dari api lebih jauh sempurna dibandingkan Adam yang diciptakan dari lumpur yang menjijikan. Artinya Iblis membandingkan dirinya dalam perspektif "materi yang fisikal". Padahal Allah memerintahkan untuk sujud kepada Adam AS diajarkan dalam terminologi Al-Qur'an "nama-nama" oleh Allah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sujud tersebut bukan pada "fisik" Adam yang terbuat dari lumpur, tetapi penghormatan terhadap "nama-nama" yang telah diajarkan kepada Adam ; penghormatan terhadap ilmu pengetahuan.
Dengan bekal pengetahuan terhadap "nama-nama" itulah, nantinya Adam akan sanggup menjalankan fungsi ke-khalifahannya di muka bumi. Hal inilah yang tidak disadari Iblis karena sifat sombongnya tersebut.

Dengan gambaran realitas yang telah digambarkan Allah dalam Al-Qur'an seperti yang telah diuraikan di atas, kita dapat mengambil pelajaran, bahwa penghormatan terhadap para pecinta ilmu telah dipertontonkan Allah sejak masa awal sejarah hadirnya makhluk yang bernama manusia.

Mungkin karena inilah maka wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Muhammad SAW berbunyi Iqra' yang artinya baca; Sebuah kosa kata yang sangat berkaitan dengan hal-hal yang bersifat pengetahuan.

Selain itu perbandingan diri yang dilkakukan iblis kepada Adam dari sudut fisik saja membuat sifat sombong Iblis teraktualkan. Peristiwa ini hendaknya menjadi pelajaran berbagai bagi kita, bahwa dalam "memandang" sesama manusia jangan dilihat dari fisiknya belaka, karena dengan ini kita dapat terjerumus dalam dosa kesombongan. Allah sendiri tidak menilai manusia dari fisik dan materi tetapi dari sesuatu yang sangat substansial dari fungsi manusia yaitu ketaqwaan.

Sementara itu, di saat ini, kehidupan yang berideologikan fisik dan materi semakin tubuh subur sampai ke wilayah paling pelosok di dunia ini. Segala sesuatu diukur dari fisik materi saja. Ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita. 

Orang yang punya keluasan ilmu pengetahuan dan mempunyai sifat jujur belum tentu memperoleh akses kehidupan dengan mudah, sebaliknya, orang yang tidak jujur tetapi punya kekuatan fisik dan materi akan sangat mudah memperoleh akses kehidupan bahkan difasilitasi.Yang lebih tragis lagi, adalah ketika manusia menjual kedaulatannya dengan harga yang sangat murah-demi materil. Kejadian seperti ini biasa terjadi pada momen pemilu dan sebagainya.

Setidak-tidaknya ada tiga poin penting dari uraian kisah penciptaan khalifah pertama; yaitu:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline