Lihat ke Halaman Asli

M Miftahul Firdaus

Pengagum Soekiman Wirjosandjojo

Orang-orang Gerbong

Diperbarui: 5 Maret 2016   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mulai ditulis di Stasiun Senin

selesai ditulis saat kereta meninggalkan Stasiun Randublatung

Orang-orang yang berjalan sepanjang gerbong demi gerbong
menyambung nasib di hari-hari penuh siang bolong
memikul bakul-bakul setengah membungkuk
tersaruk-saruk menahan lapar dan kantuk

Orang-orang yang hidup menyusuri gerbong demi gerbong
mata hitam berkantong, mereka terus melolong-lolong
tapi ini lorong mati kepak lalat pada sepi
suara-suara serak orang-orang gerbong tenggelam dalam sunyi

Orang-orang yang menyambung hidup dari gerbong demi gerbong
terjaga lebih lama dari lawa-lawa kalong
tapi hari-hari penuh siang bolong akan semakin panjang
setiap detik napas tercekat mata nanar nyalang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline