[caption id="attachment_366843" align="aligncenter" width="657" caption="sumber gambar: http://www.cito-tech.com/"][/caption]
Indonesia negara kepulauan di khatulistiwa ini tak pernah henti hasilkan talenta anak bangsa yang mampu berkiprah mendunia. Adalah sosok seorang wanita dengan karya luar biasa yang mampu menembus industri perfilman Hollywood. Bukan dengan kemampuan aktingnya, namun dengan kemampuan dibidang animasi. Adalah seorang Rini Triyani Sugianto atau yang lebih familiar dengan sebutan Rini Sugianto, animator Indonesia yang kemampuannya sudah mampu menembus level dunia. Rasa cintanya yang mendalam di bidang animasi mampu membawanya berkiprah di Hollywod pusat dari industri perfilman dunia.
Rini Sugianto wanita kelahiran 3 Januari 1980 asal Lampung ini adalah anak bungsu dari dua bersaudara yang dibesarkan di kota Bandar Lampung. Di masa kecil dirinya kurang menyukai dunia gambar atau melukis, tetapi gemar sekali membaca komik. Dan semenjak kecil dirinya ternyata sudah mengidolai salah satu karakter fiksi dari komik, tokoh jurnalis berjambul khas dengan teman anjingnya benama Snowy. Ya benar, dialah karakter komik yang cukup terkenal yaitu Tintin. Dan kelak akan menjadi tokoh film animasi pertama yang digarapnya.
Semasa SMA ia bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor. Lantas melanjutkan kuliah dengan mengambil Jurusan Arsitektur di Universitas Parahyangan Bandung. Setelah lulus sarjana dirinya bekerja di bidang architecture yang mengharuskannya belajar animasi 3D untuk bahan presentasi. Disinilah awal mula ia berkenalan dengan dunia animasi yang sesungguhnya itu. Pada akhirnya dirinya memilih untuk lanjutkan studi di Academy of Art University di San Fransisco,USA untuk mendalami benar jurusan animasi.
Animasi, Perjuangan, & Passion
Di kota San Fransisco inilah titik balik kisah hidup dirinya untuk benar-benar terjun ke dalam dunia animasi dimulai. Dimana setelah lulus kuliah di San Fransisco dirinya sempat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi untunglah dapat kesempatan bekerja magang di studio pembuatan game. Lalu setelah tiga bulan baru dirinya bisa diangkat jadi pekerja full time. Di masa ini dirinya pernah ikut menggarap animasi di beberapa studio game. Di antaranya Stormfront (pembuat game Neverwinter Nights), Offset Studio (Project Offset) hingga studio Blur Studio (Dante’s Inferno, Hallo dll).
Lantas kesempatan untuk terjun di film animasi itu menjadi kenyataan takkala dirinya iseng mendaftar ke Studio Weta Digital (studio yang menangani Avatar) yang saat itu tengah menggarap produksi film animasi Tintin. Tak disangka pihak studio menyukai porto folio yang diajukan Rini. Dan sejak Agustus 2010Rini resmi bergabung dengan Weta Digital di Selandia Baru untuk menggarap proyek Tintin. Maka berjodohlah kembali dirinya dengan tokoh yang diidolakan di masa kecil menjadi debut pertama di kancah film animasi.
Rini Sugianto wanita dengan citra cantik Indonesia pada akhirnya menjadi salah satu orang yang terlibat ambil bagian dan berperan penting untuk lahirnya mahakarya film animasi kelas dunia. Film The Adventures of Tintin: Secret of the Unicorn yang mana film ini dibesut oleh sutradara kenamaan, Steven Spielberg. Menurut Rini Sugianto seseorang yang ingin benar-benar bekerja dibidang animasi itu tidak dilihat dari seberapa tinggi pendidikan yang mereka miliki.Namun dilihat dari seberapa besar kemauan dan niat mereka untuk belajar sehingga mampu hasilkan karya terbaik. Karena untuk bisa bekerja di bidang animasi yang menitikberatkan pada kemampuan/skill perusahaan itu bukanlah melihat dari gelar yang dimiliki seseorang.
Pada titik ini tantangan yang dihadapinya semakin besar. Ia semain berhati-hati dan tidak menjadikan dirinya menjadi orang yang sombong. Karena harus semakin memacu diri agar selalu membuat animasi yang bagus untuk hadapi persaingan kompetitif. Apalagi lulusan baru dari sekolah animasi tak kalah bagus dibandingkan dengan animator yang sudah lama bekerja.
Ada pula makna positif yang di dapat seorang Rini. Karena kerja di bidang animasi dirinya mendapatkan teman dari berbagai negara. Terbuka pula kesempatan untuk kerja di berbagai negara juga.
Animasi bagi dirinya adalah sesuatu yang amat menarik mulai dari proses hingga sampailah pada hasil akhir. Menurutnya, animasi itu very detail oriented, fleksibel dan hard work, tetapi ketika melihat hasil pekerjaannya serta melihat karakter yang kita animasi jadi hidup, it’s all worth it.
Support & Kepercayaan Orang Tua
Betapa Rini bersyukur karena memiliki orang tua yang selalu mendukung dan mensupport setiap cita-cita dan keinginan dirinya. Dukungan yang diberikan atas dasar kepercayaan sewaktu sekolah, kuliah dan memilih pekerjaan di bidang animasi yang saat itu masih begitu asing di telinga bahkan kedua orang tuanya pun tak tahu sama sekali animasi itu apa.
Tentu pada awalnya orang tua Rini pasti ragu dengan apa yang dikerjakan anaknya tersebut karena belum lazim sebagai pekerjaan dalam pandangan awam masyarakat Indonesia. Yang pasti pada akhirnya mereka hanya percaya dan sepenuhnya yakin kalau pilihan Rini itu memang akan membuat dirinya bahagia. Salah satu bentuk dukungan itu dibuktikan dengan pemberian biaya sekolah sampai melamar pekerjaan.
Bukan Hanya sebatas Tintin
Kebanggaan atas karya animasi yang di dalamnya turut dikerjakan oleh seorang Rini tak hanya berhenti pada kisah petualangan jurnalis The Adventures of Tintin: the Secret of Unicorn. Beberapa film Hollywod yang mendapatkan sentuhan emas animasi dari wanita Indonesia ini antara lain; Avengers: Age of Ultron yang baru-baru ini menempati tangga box office, lalu ada Teenage Mutant Ninja, Turtles, Iron Man 3, Hunger Games: Cacthing Fire, Hobbit 1 dan 2.
Yang teranyar, proyek yang digarap oleh Rini adalah sekuel dari film komedi dewasa terlaris Ted. Dimana film dengan karakter Ted si beruang yang bisa bicara ini salah satu animator yang turut serta ambil bagian menggarapnya termasuk Rini Sugianto di dalamnya. Dan film Ted 2 ini akan semakin menambah porto folio yang dimilikinya sebagai seorang animator. Semakin mengukuhkan pula sosok wanita cantik Indonesia ini dalam jajaran sineas kelas dunia.
Keinginan terdalam dari hatinya untuk terus berkarya dalampembuatan film sebanyak-banyaknya. Serta bisa menembus ke dua perusahaan animasi terkenal Pixar atau Dream Works yang kualitas animasinya tak perlu diragukan lagi. Suatu hari ia juga nantinya bisa mencoba untuk bekerja di stop motion movie. Animasi yang dalam pengerjaan banyak berkecimpung dengan detail tak membuat masalah bagi dirinya. Bahkan bila harus lembur sekalipun ia rela. Karena itu melakukan sesuatu yang disenanginya adalah kebahagiaan. Baginya hidup adalah perjuangan, maka tak ada kata menyerah dalam perjuangannya tersebut.
Untuk Animator Indonesia
Sebagai seorang animator yang telah lama berkecimpung dalam industri animasi di luar negeri, dirinya menilai perkembangan animasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dan dirinya yakin dengan apa yang ditunjukkan oleh animator dalam negeri tak menutup kemungkinan bahwa kelak mereka akan mampu berkiprah seperti dirinya hingga sampai industri di Hollywod. Berharap juga para animator ini untuk terus meningkatkan kemampuan agar mampu bersaing dengan para animator dari negara lain.
Sebuah pesan yang terucap dari wanita cantik ini “Saya selalu bilang untuk never give up, there’s always a way. Terus juga untuk animator-animator:Always ask for critiques. Itu cara paling gampang untuk memajukan skill kita sendiri.”
Salam Kompasiana
Sumber Bacaan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H