Kupandangi ngarai itu dari balik kaca
Berkelebat suara teriakan membahana
Kutanya pada sang Nyonya, Siapa itu?
Ia pun menjawab "bukan siapa-siapa"
Lalu, kemana para putri pelipur lara?
Wajah selayaknya mawar merah di sana
Di pot bunga di sudut rumah Nyonya
Kini tak tersisa, tinggallah batang dan akar saja
Oh, ternyata kau lelaki pelupa
Bunga-bunga telah pergi bersama
Bunga-bunga lain memburu tahta